BANDUNG – Sebanyak 12 murid sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terkonfirmasi positif HIV/AIDS.
Hal ini bahkan dibenarkan okeh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Cianjur, Hilman mengungkapkan bahwa belasan anak SD tersebut tertular penyakit HIV dari orangtuanya.
“Terdata sebanyak 12 siswa yang tersebar di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur. Mereka terpapar dari orangtuanya masing-masing,” kata Hilman, seperti dilansir dari laman Kompas, Jumat (2/9/2022).
“Mereka terpapar sejak lahir yang ditularkan dari orangtuanya. Kasus IRT (ibu rumah tangga) yang positif HIV di Cianjur sendiri memang terbliang tinggi. Rata-rata mereka (IRT) tertular dari suaminya,” bebernya.
Anak-anak yang terpapar HIV tersebut rata-rata berusia 10 hingga 12 tahun atau kelas 5 dan 6 SD.
Mereka diketahui tertular HIV setelah melakukan pemeriksaan VCT yang dilaksanakan secara sukarela.
Hilman mengklaim bahwa anak-anak tersebut berasal dari keluarga dengan tingkat finansial rendah, dan saat ini tinggal bersama kakek dan nenek, atau kerabat dari orangtuanya.
“Sebagian besar dari siswa yang terpapar ini merupakan anak yatim piatu, karena orang tuanya sudah meninggal karena Aids,” bebernya.
Hilman pun memastikan bahwa kondisi 12 murid SD itu cukup sehat meski mereka tidak mengetahui bahwa dirinya ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).
Kini pihak KPA telah menyediakan obat untuk dikonsumsi secara rutin oleh para anak-anak tersebut. Selain itu, ada pula uluran tangan dari orang sekitarnya.
“Alhamdulilah ada warga yang bersedia membantu secara rutin, baik bantuan uang, juga kebutuhan sehari-hari, seperti paket sembako,” bebernya.
“Tentu hal itu sudah kami perhatikan sebelumnya, dan hari ini bersama dengan Kemensos kami sudah melakukan assesment keperluan terhadap lima orang anak, besok dilanjut sisanya yang tujuh orang anak,” jelasnya.
Kendati demikian, KPA menegaskan bahwa anak-anak itu bisa tetap bermain dengan temannya secara normal, sebab penularan hanya bisa terjadi akibat transfusi darah, hubungan seks, dan ibu menyusui.