5 Band Asal Bandung yang Lagu-Lagunya Punya Ciri Khas dan Bergaung Hingga Mancanegara

BANDUNG – Bandung memang layak menyandang predikat sebagai kota para seniman musik. Julukan ini bukan tanpa alasan, mengingat setiap sudut kota khususnya di persimpangan lampu merah selalu diramaikan oleh penampilan musisi jalanan yang memiliki gaya khas.

Kehadiran mereka menambah warna dan dinamika kehidupan kota, menjadikan musik sebagai bagian tak terpisahkan dari denyut nadi Bandung.

Tak hanya di jalanan, banyak musisi asal Bandung yang berhasil menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional maupun internasional.

Keberhasilan mereka menjadi bukti nyata bahwa Bandung adalah gudangnya talenta musik yang patut diperhitungkan.

Fenomena ini makin diperkuat dengan inisiatif Pemerintah Kota Bandung serta beberapa musisi yang menegaskan bahwa Bandung memang layak dijuluki sebagai “Kota Musisi”.

Antusiasme terhadap dunia musik di Bandung makin meningkat dengan pernyataan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang menyatakan komitmennya untuk menjadikan Bandung sebagai kota yang ramah terhadap penyelenggaraan konser musik.

Pernyataan ini menjadi kabar baik bagi industri musik dan para penikmat konser di Bandung. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, potensi Bandung sebagai destinasi konser musik berskala besar semakin terbuka lebar.

Melihat semua fakta dan potensi yang ada, tidak mengherankan jika banyak band asal Bandung yang berhasil menembus pasar nasional, bahkan internasional.

Berikut lima band asal Kota Bandung yang telah membuktikan eksistensi dan kualitas mereka, serta membawa nama harum kota ke panggung yang lebih luas.

1. The Panturas: Surf Rock dengan Sentuhan Lokal

Terbentuk pada akhir 2015, The Panturas adalah band asal Universitas Padjadjaran yang mengusung genre surf rock.

Nama “Panturas” merupakan plesetan dari band legendaris The Ventures, sekaligus merujuk pada kawasan Pantai Utara Jawa (pantura), mencerminkan identitas musik mereka.

Dikenal lewat lagu “Pelayan Nelayan” serta album The Panturas dan Ombak Banyu Asmara, mereka kerap menyuarakan kritik sosial dan isu lingkungan seperti dalam “Fisherman’s Slut” dan “Gurita Kota”.

Gaya visual mereka juga unik, memadukan nuansa klasik dengan elemen budaya lokal.

Sumber: Instagram @Thepanturas

2. Dongker: Punk Rock Liar dari ITB

Lahir tahun 2019, Dongker adalah band punk rock yang dibentuk oleh mahasiswa FSRD ITB. Mereka dikenal lewat musik cepat berbalut tiga chord dan energi liar di panggung, sering kali tampil mengenakan balaclava sebagai ciri khas.

Insiden crowd surfing yang dialami vokalis mereka, Delpi, sempat menjadi sorotan publik. Setelah merilis album debut Ceriwis Necis, Dongker kini semakin diperhitungkan dengan penampilan mereka yang dijadwalkan di BTV Semesta Berpesta 2025.

Posisi Dongker sebagai salah satu band punk paling mencolok dari skena independen Tanah Air pun semakin kuat.

Sumber: Instagram @baladagehel

3. The Panas Dalam Band: Jenaka dan Kritis Sejak 1995

Didirikan oleh Pidi Baiq pada 1995, The Panas Dalam adalah band “bintang kampus” yang membawakan lagu bertema sosial, politik, dan kehidupan anak muda. Musik mereka kembali populer setelah mengisi soundtrack film Dilan 1990.

Dengan lirik jenaka yang menyentil isu-isu penting seperti reformasi dan kerusuhan 1998, band ini menjadi simbol kreativitas mahasiswa serta suara generasi yang santai namun tetap kritis.

Kisah perjalanan mereka bahkan telah diangkat ke layar lebar lewat film Koboy Kampus.

Sumber: Kompas.com

4. The S.I.G.I.T: Hard Rock Ikonik Pelawan Arus

The S.I.G.I.T. (The Super Insurgent Group of Intemperance Talent), terbentuk pada awal 2000-an, adalah band asal Bandung yang mengusung genre hard rock dengan pengaruh kuat musik era 1970-an.

Berawal dari garasi, mereka berhasil menembus panggung internasional seperti SXSW di Texas, AS. Musik mereka dikenal energik, memadukan hard rock dan psychedelic rock dengan lirik-lirik intens.

The S.I.G.I.T. sering dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap arus utama industri musik, karena tetap teguh pada idealisme dan gaya bermusik mereka sendiri.

Sumber: Instagram @thesigit

5. Burgerkill: Metal Berpengaruh dari Bandung

Burgerkill adalah band metal asal Bandung yang didirikan pada Mei 1995 oleh Ebenz. Nama Burgerkill merupakan plesetan dari Burger King, sebagai bentuk sindiran terhadap budaya pop.

Aktif dalam komunitas independen, Burgerkill terus berkembang lewat album seperti Dua Sisi (2000), Beyond Coma and Despair (2006), hingga Killchestra (2020).

Pada 2013, mereka meraih penghargaan Metal Hammer Golden Gods Awards kategori “Metal as F*ck” di Inggris, mengukuhkan posisi Burgerkill sebagai salah satu band metal paling berpengaruh di Indonesia bahkan Asia Tenggara.

Sumber: Instagram @burgerkillofficial

 

**

Ditulis oleh Ferdi Ferdiansyah
Riset oleh Anggy Tamarawitri
Disunting oleh Asep Sonny Sonjaya