Buntut Tindakan Asusila Terhadap Santriwati, Kemenag RI Tutup Ponpes dan Pulangkan Seluruh Siswa

Ilustrasi: Kemenag RI

BANDUNG – Kementerian Agama (Kemenag) RI turut geram dengan adanya guru sekaligus pengurus pondok pesantren di Bandung, Jawa Barat, yang melakukan tindakan asusila terhadap belasan santriwati.

Melalui laman resminya, Kemenag memastikan bahwa pelaku berinisial HW (36) tersebut telah diamankan oleh kepolisian daerah (Polda) Jawa Barat.

Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag RI, Thobib Al-Asyhar, mendukung langkah hukum yang diambil kepolisian.

Thobib menyebut bahwa Kemenag telah menutup lembaga pendidikan atau pondok pesantren (ponpes) tersebut. Adapun untuk seluruh siswa lainnya telah dipulangkan ke orangtuanya masing-masing.

“Sejak kejadian tersebut, lembaga Pendidikan tersebut ditutup. Oknum pimpinan yang diduga pelaku tindak pemerkosaan juga telah ditahan di Polda Jabar untuk menjalani proses hukum,” jelas Thobib saat dimintai tanggapannya terkait kasus ini, di Jakarta, Rabu (8/12/2021).

Thobib menjelaskan, sejak peristiwa tersebut mencuat, Kemenag telah duduk bersama Polda Jabar dan Dinas Perlindungan Anak dan Ibu (KPAI) Jawa Barat. Para pihak bersepakat untuk memgambil sejumlah langkah.

Pertama, Polda Jabar menutup atau membekukan kegiatan belajar mengajar di Lembaga Pendidikan tersebut. “Sampai sekarang tidak difungsikan sebagai tempat atau sarana pendidikan,” jelas Thobib.

Kedua, Kemenag mengembalikan seluruh siswa ke daerah asal mereka. Pendidikan mereka dilanjutkan ke madrasah atau sekolah sesuai jenjangnya yang ada di daerah masing-masing dengan difasilitasi Kasi Pontren dan Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan (FKPPS) Kabupaten/Kota setempat.

Ketiga, Kemenag terus berkoordinasi dengan Polda dan Dinas Perlindungan Ibu dan Anak, khususnya terkait penyelesaian perpindahan dan ijazah para peserta didik di lembaga tersebut.

“Sebagai catatan tambahan, Kementerian Agama telah menjalin kerjasama dengan Kementerian PPPA dan UNICEF terkait dengan pesantren ramah anak, di mana pesantren menjadi tempat yang nyaman bagi santri-santrinya,” tandas Thobib.

 

Sumber: kemenag.go.id