Cerita Nakes di Bandung Usai Divaksinasi Covid-19: Tak Perlu Takut

Anita (31), salah seorang tenaga kesehatan (nakes) yang divaksinasi Covid-19 di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Rabu 3 Februari 2021.

BANDUNG – Tenaga kesehatan (nakes) menjadi prioritas vaksinasi COVID-19. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Sebab sebagai garda terdepan melawan COVID-19, tenaga kesehatan membutuhkan perlindungan utama.

Pemerintah Provinsi (Pempeov) Jawa Barat pun telah melakukan penyuntikan massal vaksin COVID-19  bagi para tenaga medis (nakes) pada Rabu (3/2/2021) bertempat di Gedung Sabuga, Kota Bandung Jawa Barat.

Beberapa tenaga medis yang di suntik vaksin mengaku tidak mempersiapkan hal khusus sebelum divaksin.

“Engga ada, paling kita hanya cukup tidur aja sih, biar fresh dan juga mastiin kalo kitanya engga ada flu atau demam,” ujar Anita Budiono yang juga berprofesi sebagai dokter umum.

Wanita berusia 31 tahun itu juga membeberkan soal makanan yang sebaiknya dikonsumsi ketika sebelum di vaksin.

“Kalo konsumsi makanan atau minuman yang sehat itu sebetulnya untuk biar mencegah agar tidak terjadinya infeksi di tenggorokan aja sih,” ujarnya.

Sebelum divaksinasi, Anita mengaku tidak takut lantaran ini merupakan upaya menekan kasus positif Covid-19.

“Tidak takut. Kalau tenaga kesehatan mau tidak mau harus siap,” tegasnya.

Terpisah, Aisyah Nurhasanah (21), membagikan pengalamannya ketika divaksin.

“Awal-awal tegang sih, tapi setelah disuntik mah udah tenang, engga ngerasain apa-apa,” kata Anita.

Sebagai SDM kesehatan, Aisyah pun mengajak masyarakat untuk tidak takut divaksin. Ia menyebut vaksin merupakan senjata lain untuk memutus Corona selain penerapan menjaga jarak sesama.

“Jangan takut untuk divaksin, ini agar semuanya bisa normal seperti dulu lagi,” ajaknya.

Diketahui, ada 3.000 tenaga kesehatan yang akan menerima penyuntikan vaksin. Penyuntikan vaksin dilakukan secara dua tahap.

Untuk penyuntikan vaksin ini dibagi menjadi dua hari. Hari pertama yaitu pada Rabu 3 Februari sekitar 1500 tenaga medis, dan di hari berikutnya pada Kamis 4 Februari direncanakan juga dalam kuantitas yang sama.