Dinkes Kota Bandung Ungkap Kondisi 110 Relawan Vaksin V1

Sumber: humas.bandung.go.id

BANDUNG – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani Apip mengungkapkan kondisi terkini seluruh relawan yang telah divaksin Covid-19 tahap pertama atau V1.

Rosye memastikan sebanyak 110 relawan vaksin hingga saat ini dalam kondisi sehat. Pihak Dinkes pun terus memantau perkembangan para relawan sejak divaksin pada 14 Agustus 2020.

“Sejauh ini semuanya tidak ada keluhan,” ucap Rosye di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, dikutip dari situs resmi Pemkot Bandung, Selasa (25/8/2020).

Dilansir dari humas.bandung.go.id, hanya ada satu orang relawan yang tidak lolos pada tahap pemeriksaan atau V0.

Sebab, relawan tersebut didapati hasil reaktif Covid-19 ketika diperiksa sehingga tidak layak untuk dilanjutkan pada tahap penyuntikan vaksin.

“Ada satu orang yang tidak lolos pada V0 itu di Puskesmas Garuda. Kalau tidak salah rapidnya reaktif. Itu artinya sudah terbentuk daya tahan tubuhnya. Sehingga bisa bias nanti dalam penelitiannya,” ungkap Rosye.

Rosye mengungkapkan, di samping masalah rentang usia antara 18-59 tahun dan kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat, pemeriksaan juga dilakukan kembali secara ketat. Baik melalui rapid test ataupun swab test untuk memastikan relawan tersebut tidak terpapar oleh Covid-19.

Jika pada saat pemeriksaan didapati positif Covid-19, Rosye memastikan Puskesmas akan bertanggungjawab penuh menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur. Mulai dari isolasi mandiri sampai pelacakan kontak erat.

“Persyaratannya, tidak boleh terpapar. Uji vaksin ini prinsipnya virus yang dimatikan dimasukan dalam tubuh. Kemudian dilihat bagaimana responnya. Apakah ada kekebalan atau tidak?” ungkapnya.

Menurutnya, hingga saat ini pendaftaran untuk relawan uji vaksin masih dibuka sampai dengan 31 Agustus mendatang. Walaupun relawan yang terdaftar sebanyak 1.935 sudah melampauai dari target semula yakni 1.620 orang.

“Karena tidak seluruhnya relawan yang terdaftar memenuhi persyaratan untuk bisa mengikuti penelitian. Sehingga pendaftaran terus dibuka dan menjadi ‘waiting list’ yang sudah ada,” katanya.