Kasus Covid-19 di Jawa Barat Menurun

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim kasus Covid-19 di Jabar mengalami penurunan.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menegaskan, mengenai adanya lonjakan  berdasarkan data itu adalah kasus lama.

“Indikator di Jawa Barat yang tadi diumumkan itu rata-rata membaik ya, jadi gambar ini menunjukkan kasus harian yang dilaporkan itu tapi yang ditetapkan oleh lab itu sebenarnya sudah turun, artinya apa? Artinya, kasus yang disebut meningkat itu banyak sekali kasus lama. Paham ya,” ungkap Kang Emil sapaannya usai rapat koordinasi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (2/2/2021).

Menurutnya, penurunan ini ditunjukkan berdasarkan data tingkat keterisian atau okupansi ruang isolasi di rumah sakit. Kini tingkat keterisian pun sudah menurun di bawah 70 persen.

“Karena keterisian rumah sakit kita sekarang bagus sudah di bawah 70 persen yaitu 69 persen, logikanya kalau kasus naik gitu dan heboh, kan berita rumah sakit juga nggak bisa dibohongi, berarti penuh dengan orang-orang yang baru sakit, maka ruang perawatan isolasi logikanya seiring dengan naiknya kasus aktif harian, ini kan enggak,” jelas Ridwan Kamil.

“Dilaporkan kasus harian di Jabar naik tapi rumah sakit menurun, kan nggak nyambung. Berarti yang betul kasus di Jabar secara realita penetapan lab itu sudah cenderung menurun seiring juga berita dari rumah sakit bahwa orang-orang sudah tidak sepanik sebulan terakhir,” imbuhnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jabar bahkan bertekad menekan lagi tingkat keterisian ruang isolasi sesuai dengan standar organisasi kesehatan dunia, WHO. Dari 69 persen okupansi, Ridwan Kamil menargetkan mencapai 60 persen.

“Kita sempat 80, 77, 73 (persen) dan sekarang 69 persen dan kita bertekad rumah sakit Jabar ke 60 kalau standar pusat kan 70 ya kritisnya dan WHO 60. Kita sudah berada di bawah standar pusat dan Alhamdulillah tapi saya akan push seminggu atau dua Minggu ini supaya keterisian di bawah 60,” ujarnya.

Meski tak menunjukkan angka real kasus COVID-19 di Jabar sesuai lab, tetapi Ridwan Kamil mencontohkan data pekan lalu yang mana lonjakan kasus di Jabar mencapai 3.000an kasus.

“Minggu lalu, 3.300 kasus heboh, padahal 1.900-nya kasus lama ya yang kasus barunya 1.200,” katanya.

Disisi lain, Kang Emil juga menyinggung soal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) PPKM berdasarkan data tersebut. Gubernur Jabar itu mengatakan, penilaian PPKM tak bisa diukur dari jumlah kasus yang ada saat ini.

“Nah ini mohon jangan menilai PPKM hanya dari kasus aktif, itu poin saya karena kasus aktif mengandung data yang kurang akurat,” pungkasnya.