BANDUNG – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung menyayangkan atas kejadian unjuk rassa yang berakhir ricuh. Menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak terjadi, apalagi saat ini kondisi Pandemi Covid-19 belum terkendali di Kota Bandung.
Sekretaris Kesbangpol Kota Bandung, Inci Dermaga Mustawan, mengatakan bahwa unjuk rasa yang kemarin dilakukan telah ditunggangi oleh kelompok Anarko. Mereka menyusup ke massa aksi dan berdampak pada kekacauan.”Memang betul, memang kemarin kita dapat informasi benar mereka akan merapat ke massa yang akan unjuk massa, pertama mereka masuk dulu ke driver online, tapi karena tahu mereka (ojol) menolak, nah kemarin mereka merapat ke mahasiswa itulah yang membuat kekacauan,” ujar Inci kepada wartawan, Kamis (22/07/2021).
Inci mengungkapkan, pihak kepolisian akhirnya melakukan pembubaran massa yang dinilai melanggar protokol kesehatan dan mulai tidak kondusif. Dari massa tersebut, setidaknya 150 orang telah ditangkap dan diamankan oleh pihak kepolisian.
“Kita dapat dari Polrestabes, yang ditangkap 150 orang di dalamnya mahasiswa hanya 9 orang, lulusan SMA, mereka tidak bekerja. Saat ini mereka sedang dilakukan pembinaan oleh Polrestabes,” paparnya.
Dari pihak kepolisian, lanjut Inci, terungkap fakta bahwa massa aksi ternyata mayoritas bukan warga Kota Bandung,” Yang disayangkan juga, ternyata mereka itu bukan warga kota Bandung,” tuturnya.
Inci menuturkan, Kesbangpol Kota Bandung telah melakukan berbagai upaya dalam memberikan pemahaman terhadap berbagai organisasi massa khususnya dalam melakukan unjuk rasa. Bahkan, pendidikan dan pelatihan juga diberikan kepada tingkat pelajar.Lebih lanjut Inci mengakui bahwa pihaknya masihkesulitan dalam melakukan pengawasan dan pemetaan terhadap kelompok Anarko.
“Kita telah melakukan upaya itu, kami dengan ormas ada bimtek, pelajar juga, nah anarko ini pergerakannya tidak seperti yang lainnya, memang sulitnya anarko ini tidak hanya berasal dari penduduk Kota Bandung,” bebernya.