Pedagang Keluhkan Alun-alun Kota Bandung Sepi Pengunjung Akibat Banyak Copet

Foto: Humas Kota Bandung

BANDUNG – Aksi komplotan copet di Alun-alun Kota Bandung tentu cukup meresahkan bagi warga maupun wisatawan yang berlalu-lalang di lokasi sekitar.

Hal ini juga dikeluhkan oleh para pedagang sekitar yang menilai belakangan ini kawasan alun-alun Kota Bandung sepi pengunjung akibat waswas banyak copet.

Biasanya kawasan alun-alun selalu menjadi lokasi yang diramaikan oleh pengunjung, terutama pada akhir pekan. Namun sayang, kondisinya saat ini terbilang sepi. Padahal sebelumnya masih cukup ramai meski ada pembatasan aktivitas diberlakukan karena adanya pandemi.

Salah seorang pedagang sebut saja Yani (nama samaran), ia adalah seorang PKL yang sudah menjajakan dagangannya di alun-alun selama 12 tahun.

Yani mengklaim maraknya pemberitaan soal kasus pencopetan di alun-alun Kota Bandung cukup berdampak kepada penghasilannya.

“Itu ngaruh sekali ke pedagang. Pedagang juga kebawa-bawa,” ujar Yani yang saat itu sedang melapak di shelter alun-alun, Sabtu (6/3/2021), dilansir dari laman Ayo Bandung.

“Waktu dagang saja sudah berkurang karena setiap menjelang Magrib jalan ditutup, dan siangnya sering ada kejadian pencopetan, di sini pun akhirnya jadi semakin sepi,” bebernya.

Seorang pedagan lainnya, Ardian (nama samaran), sesama pedagang yang menggantungkan nasibnya kepada pengunjung yang biasanya memadati alun-alun Kota Bandung.

Ia juga mengeluhkan sepinya pengunjung alun-alun akibat resah akan aksi pencopet.

Bahkan sebelumnya sempat viral aksi komplotan pencopet di kawasan alun-alun. Ada salah Seorang warga selaku saksi, mengatakan kepada tim infobandungkota.com bahwa wa pedagang sekitar acuh saat melihat aksi copet tersebut.

Ardian mengaku pihaknya memilih diam daripada urusan menjadi lebih rumit. Sebab pencopet tersebut memiliki komplotan.

“Yang dari luar kota kalau ke sini jadi takut. PKL pun dianggap diam saja. Sebenarnya kami bukan diam saja dan terkesan jadi sekongkol, tapi karena kami pun serba salah,” kata Ardian.

“Mereka itu kan komplotannya banyak. Misalnya kalau si A kena (tertangkap), nanti ketika diperiksa barang buktinya nggak ada, kita yang malah nantinya jadi salah. Padahal itu kan barangnya sudah dioper-oper ke anggota komplotan yang lain,” keluhnya.

Para pedagang sadar bahwa sepinya pengunjung sebagai imbas dari berita-berita soal pencopetan yang santer dibicarakan.

Lebih lanjut Ardian pun mengatakan kasus copet yang ramai dibicarakan sebenarnya belum seberapa jika dibandingkan dengan kondisi di lapangan.

Justru ia mengungkapkan babwa setiap akhir pekan memang selalu ada saja korban pencopetan yang melapor kepada pihak berwajib.

“Tiap hari hampir ada. Apalagi malam Minggu dan hari Minggu,” cetus Ardian.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung mengimbau, masyarakat atau wisatawan yang sedang beraktivitas di sana untuk lebih waspada dan berhati-hati.

“Khususnya weekend memang sering ada kejadian pencopetan di tempat keramaian salah satunya di alun-alun,” ujar Kasatpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi kepada wartawan saat dikonfirmasi, Senin, (1/3/2021).

Ia pun menuturkan, petugas Satpol PP sering mengingatkan melalui pengeras suara agar wisatawan lebih berhati-hati menjaga barang bawaan. Pihaknya sejauh ini tidak memiliki kewenangan untuk menindak terhadap para pelaku pencopetan.

“Kita sering mengingatkan via pengeras suara oleh petugas kepada pengunjung untuk lebih berhati-hati untuk pengamanan barangnya,” paparnya.

Rasdian mengungkapkan pihaknya tidak memiliki kewenangan menindak kecuali menangkap tangan pencopet. Selanjutnya, akan diserahkan kepada pihak aparat kepolisian.

“Jadi kalau ada pengaduan kehilangan disarankan untuk lapor ke kepolisian terdekat,” bebernya.