BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menurunkan maksimal peserta uji coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di menjadi 25 persen dari kapasitas ruangan.
Sebelumnya peserta yang diikutsertakan dalam simulasi PTMT paling banyak tak lebih dari 30 persen.
Kota Bandung kini masih melaksanakan uji coba. Sementara PTMT baru akan dilaksanakan pada Juli mendatang.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna menjelaskan bahwa keputusan pengurangan kapasitas tersebut guna menyesuaikan dengan arahan dari pemerintah pusat.
“Karena ada informasi terbaru dari Bapak Presiden dan dipertegas Bapak Menteri Kesehatan dan Menko PMK, menyatakan apabila di daerah tersebut sesuai tingkat pandemi yang ada akan dilaksanakan PTMT ini maka maksimal penyelenggaraan dibatasi hanya 25 persen,” kata Ema saat meninjau uji coba PTMT ke SDN 196 Sukarasa, Selasa (8/6/2021).
“Kalau kemarin bersimulasi 30 persen maka akan kita turunkan lagi,” lanjutnya.
Kendati masih uji coba, namun Sekda Kota Bandung itu meminta agar seluruh sekolah menyesuaikan dengan arahan tersebut.
“Karena kita ingin sejalan dan konsisten dengan apa yang digariskan dalam bentuk kebijakan di republik ini,” ujar Ema.
Ema juga meminta satuan pendidikan lebih cermat mengatur pola penjadwalan peserta didik yang diikutsertakan dalam PTM Terbatas.
Terlebih, dalam dua hari terakhir ternyata respon orang tua yang mengizinkan anaknya untuk ikut PTMT cukup besar.
“Ada juga aturan dari Bapak Presiden bahwa satu anak mendapat pelayanan PTMT hanya dua kali dalam satu minggu. Jadi selang seling hari ini masuk secara luring besok secara daring. Saya pikir kebijakan Bapak Presiden ini sangat rasional dan implemented,” jelas Ema.
Menurut Ema hal terpenting adalah, sekolah terus memberikan pelayanan optimal kepada peserta didik baik saat PTMT ataupun secara daring. Kemudian tetap menjalin koordinasi dengan semua pihak dalam rangka kelancaran PTMT, terutama bersama para orang tua siswa.
“Mau luring atau daring pelayanan harus sama. Tidak boleh ada yang diskriminatif. Mereka harus diperlakukan sama dan tidak ada unsur paksaan. Lalu dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan dan perhitungan,” ucap Ema.
Sementara itu, Kepala SDN 196 Sukarasa, Carjani mengungkapkan bahwa dari 712 orang siswa, sebanyak 402 siswa telah mendapat izin orang tua untuk mengikuti PTMT.
Namun setiap harinya hanya diperkenankan sebanyak 7 orang siswa per kelas yang ikut dalam uji coba PTMT.
“Keputusan ini kita ambil berdasarkan hasil rapat bersama Komite Sekolah dan para orang tua. Selain itu juga hasil dari konsultasi kita ke Disdik dan aparat kewilayahan,” ungkap Carjani.
Tidak hanya mengatur kapasitas dan jam belajar yang hanya satu sesi atau 2 jam saja, Carjani mengungkapkan, uji coba PTMT ini hanya diperkenankan bagi siswa yang lokasi rumahnya dekat dengan sekolah.
“Kita semua sepakat memilih siswa yang dekat tinggalnya supaya bisa pergi sendiri atau pun diantar kendaraan pribadi. Siswa yang jauh dan memakai angkutan umum tidak diikutsertakan. Para orang tua paham dengan keputusan ini,” bebernya.
Editor: Novirahmaya