Perjalanan Kisah Band Cadas Asal Bandung Jeruji, Burgerkill dan Koil Dikemas Dalam Sebuah Film Dokumenter

BANDUNG – Dalam peringatan 20 tahun eksistensi Bloods, kami mengadakan rangkaian program untuk merayakannya dengan sederhana. Dua di antaranya akan berlangsung pada tanggal 21dan 22 Februari 2023 yang diselenggarakan di CO&CO HUB, Jalan Dipatiukur No.33, Bandung.

Video dokumenter yang berisikan wawancara dan penampilan khusus tiga band ini yang kami sengaja buat tak hanya sebagai apresiasi terhadap karya dan inspirasi dari mereka, tapi juga merupakan representasi dari sebuah proses dan perjalanan.

Tiga band yang kami hadirkan dalam 3 sesi video ini merupakan grup musik yang telah lebih dari dua dekade berkarya dan eksis hingga hari ini, namun juga telah jauh berjalan melalui banyak tantangan, suka, duka, dengan darah, keringat dan air mata. Selayaknya kami yang banyak belajar dari pengalaman dua dekade yang telah lampau, kami berharap pula kita semua bisa melihat dan belajar dari apa yang telah dijalani oleh tiga band ini dalam perjalanan mereka.

Tiga video ini dieksekusi dalam 3 video dokumenter. Masing-masing terdiri dari wawancara eksklusif dan intimate show yang dilakukan terpisah. Burgerkill dibantu oleh Ideas Creative, Koil oleh Extreme Moshpit TV dan Jeruji oleh Major Minus.

Berikut sejarah singkat dari ke 3 Band cadas asal kota Bandung.

BURGERKILL :

Sebagai bagian dari eksponen Ujungberung era 90-an, Burgerkill lahir dari skena hardcore Bandung yang melalui banyak fase. Dari era GOR Saparua hingga era gigs festival dan tour Eropa/Amerika, mereka menjalani banyak pengalaman dalam perjalanannya. Begitu pula musik mereka, yang bertransformasi dari hardcore old school ke era metalcore yang kompleks. Di film ini empat personil yang bertahan bercerita soal pengalaman mereka bersama Burgerkill dengan fasenya masing-masing. Bercerita soal perspektif, etos, pandangan personal dalam bermain musik, hingga hal-hal yang membuat mereka bertahan sejauh ini, termasuk kisah beririsan dengan almarhum Ivan dan Eben, serta visi mereka ke depannya. Dilengkapi dengan beragam footage arsip dari beragam sumber, dan tentunya membawakan 4 lagu dalam intimate showcase yang diselenggarakan di AACC Bandung, November lampau.

KOIL :

Dengan segala kontroversi dan cerita-cerita aneh seputar mereka sejak awal, Koil tak bisa ditampik merupakan salah satu band pelopor di era menyeruaknya skena independen Bandung di pertengahan 90-an. Mereka dikenal tak hanya karena terobosan-terobosan artistik, metode- metode produksi yang memaksimalkan segala keterbatasannya, namun juga karena begitu kuatnya karya-karya mereka menangkap semangat zaman, disadari atau tidak oleh mereka. Selain memainkan empat lagu dari diskografi mereka, dalam film ini empat personil Koil bercerita tentang awal perjalanan mereka, dari hari-hari awal bagaimana Koil terbentuk, bergeliat di skena Bandung, menerobos distribusi nasional, masuk MTV dan melahirkan magnum opus “Blacklight”, masa-masa depresif, hingga rencana-rencana tertunda mereka termasuk album baru yang sedang mereka rampungkan. Dokumenter ini juga menyertakan footage eksklusif yang belum pernah mereka rilis sebelumnya, juga satu lagu baru yang belum mereka publikasikan.

JERUJI :

Salah satu dari sedikit saja band generasi era Saparua yang masih bertahan dan masih aktif manggung dan menghasilkan karya. Dengan pergantian personil yang cukup signifikan dan intens, Jeruji membuktikan bahwa mereka dapat melalui badai dari beragam fase perjalanan mereka. Bahkan ketika ditinggalkan beberapa personil kunci, dari Themfuck hingga Ginan. Dalam dokumenter singkat ini mereka pula memainkan tiga lagu dari album-album mereka, 5 personil Jeruji berbagi kisah suka dan duka, tantangan dan pencapaian dari dua dekade lebih eksistensi mereka. Dari era sound punk skandinavian mentah zaman kompilasi Injak Balik hingga album terakhir 2018 mereka dengan sound hardcore lebih modern. Juga perihal visi dan mimpi juga rencana-rencana hari ini.