Reaksi Polda Jabar soal Heboh Penipuan Harga Minyak Goreng Murah di Bandung

Foto: Ilustrasi

BANDUNG – Kepolisian Jawa Barat (Polda Jabar) mengiyakan adanya penipuan atas kejadian yang menimpa Dinda (43) nama samaran, warga Cibiru Indah Bandung, tentang dugaan penipuan oleh teman dekat Dinda sendiri berinisial IR, karena memesan minyak goreng murah.

Diketahui, penipuan minyak goreng murah yang dilakukan oleh IR ini tidak hanya terjadi Kota Bandung saja, tapi wilayah Jabar seperti di Kabupaten Bandung, Majalaya, dan Purwakarta.

Pihaknya juga sudah mendapat laporan warga melalui Polresta Bandung terkait penipuan minyak goreng murah ini.

Namun ketika disinggung apakah penipuan ini dilakukan oleh sindikat, pihaknya mengaku belum mendapatkan informasi itu.

“Belum ditemukam info terkait hal tersebut (sindikat penipuan minyak goreng murah),” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibharim Tompo melalui pesan singkat, Senin, (28/2/2022).

Kisah Dinda kena tipu ketika dirinya mulai transaksi dengan IR pada Desember 2021. Kala itu Dinda ditawarkan oleh pelaku minyak goreng murah dengan harga Rp 33.000 per dua liter.

Karena percaya dengan pelaku yang telah dikenalnya selama dua tahun ini, Dinda pun membeli minyak goreng murah ke IR sebanyak 20 karton di awal-awal transaksi.

Pelaku memberikan minyak goreng sesuai dengan pesanan Dinda. Pada awal-awal transaksi, seluruh pesanan Dinda lancar sehingga tumbuh kepercayaan di dalam diri Dinda kepada IR selain karena dia adalah teman dekat.

Tidak mau sendirian merasa untung, lantas Dinda mengajak teman-temannya untuk membeli minyak goreng ke pelaku. Sebanyak 22 orang termasuk Dinda bertransaksi dengan IR.

“Jumlah yang kena tipu Rp 1,6 miliyar. Yang kena tipu itu bermacam-macam, ada yang Rp 45 juta, Rp 180 juta, Rp 24 juta, Rp 40 juta,” kata Dinda ketika dihubungi, Kamis, 24 Februari 2022.

Total Rp 1,6 miliyar ini terhitung sejak Dinda dan teman-temannya memesan untuk kedua kalinya ke Irmayani Rambe. Jika ditotal, jumlah pesanan yang diminta kepada pelaku mencapai 1.000 karton minyak goreng.

Kendala pun terlihat ketika Natal 2021. Kata Dinda, ketika dia dan teman-temannya menagih pesanan, pelaku menyebut bahwa stok minyak goreng sedang kosong, dan IR sudah mencoba cari ke mana-mana untuk memenuhi pesanan.

Selain stok kosong, lanjut Dinda, menurut Irmayani Rambe, para perusahaan produsen minyak goreng juga memberlakukan stock opname atau aktivitas verifikasi fisik dengan menghitung jumlah persediaan barang yang ada di gudang, untuk kemudian dipasarkan.

Namun meski begitu, Dinda malah ditawari minyak goreng lagi oleh pelaku dengan harga yang lebih murah daripada sebelumnya, yaitu Rp 29.000 per dua liter. Sangat menggiurkan bagi emak-emak yang kala itu mulai kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Minyak goreng murah dengan harga turun Rp 5.000 dari harga awal yang ditawar, lantas membuat Dinda dan teman-temannya mengiyakan penawaran tersebut. Pelaku menjanjikan minyak goreng ini keluar pada Januari 2022.

“Dia (IR) memberi syarat supaya memesan sebanyak 500 karton atau paling minimal 300 karton. Terus harus ada pembayaran di awal atau DP (Down Payment), saya dan teman-teman langsung transfer (ke pelaku),” jelas Dinda.

Memasuki Januari 2022, Dinda dan teman-teman mempertanyakan kepada pelaku mengapa minyak goreng yang dipesan tak kunjung datang.

Kala itu IR berkelit bahwa terdapat operasi pasar yang dilakukan oleh Pemerintah, sehingga dia mengatakan tidak boleh mengeluarkan minyak goreng pada saat yang bersamaan.

Setelah menelan alibi dan janji manis pelaku, Dinda dan teman-temannya akhirnya sadar bahwa mereka sudah tertipu oleh IR.

“Transaksi pertama itu di dekat rumah, daerah Cibiru Indah, lalu kalau yang sesudah tahun baru itu ada yang di Panyileukan, di rumah orang tuanya, dan ada di Cibiru juga. Jadi antara Kota dan Kabupaten Bandung,” ucapnya.

“Yang kena tipu itu ada yang dari Limbangan, Majalaya,” ujar Dinda menambahkan.

Setelah Irmayani Rambe mendapat tekanan terakhir dari Dinda sekitar 10 Januari 2022, pelaku sempat memberikan 100 karton minyak goreng ke teman Dinda padahal memesan sebanyak 500 karton.

Dinda dan teman-temannya sudah melaporkan perkara penipuan ini kepada Polsek Cileunyi. Irmayani Rambe pernah dipanggil polisi untuk dimintai keterangan, dan pelaku berjanji akan mencari dana untuk mengembalikan uang Dinda dan teman-temannya.

Namun janji sekadar janji, Dinda setiap hari memeriksa sms banking apakah uang yang dijanjikan akan dikembalikan. Nyatanya nihil.

Bahkan Dinda mengaku, dirinya sempat stress dan sampai masuk rumah sakit sebanyak tiga kali akibat ulah IR ini, karena teman-teman Dinda hanya tahu Dinda untuk ditagih uang yang raib.

“Saya kena tipu Rp 166 juta. Uang korban lain ada yang sudah dikembalikan, tapi bayarnya dicicil, baru Rp 8 juta dari Rp 18 juta,” katanya.

Hingga kini tidak diketahui keberadaan IR. Menurut Dinda, pelaku diduga disembunyikan oleh keluarganya sendiri karena setiap pihaknya dan teman-temannya menggerebek rumah pelaku, Irmayani Rambe selalu tidak ada di sana.

“Dapat info juga, kalau IR masih melakukan transaksi dan proses promosi (minyak goreng murah), tapi sekarang WA sudah tidak ada (tidak aktif),” tutup Dinda.