Rekap Debat Cagub dan Cawagub Jabar: Isu Kemiskinan hingga Layanan Publik Dibahas

BANDUNG – Empat pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat telah menyampaikan visi, misi, dan program unggulannya dalam Debat Perdana Pilgub Jabar 2024 yang digelar pada Senin, 11 November 2024.

Debat ini berlangsung di Graha Sanusi Kampus Unpad Kota Bandung, dengan tema “Membangun Jawa Barat Menuju Masyarakat Digital yang Sejahtera dan Berdaya Saing Global.”

Selama 120 menit, para cagub dan cawagub membahas tujuh subtema, dengan pertanyaan yang disusun oleh tujuh panelis.

Berikut ini adalah rekap debat Pilgub Jabar 2024 dari kami yang mencakup isu-isu penting seperti kemiskinan, pengangguran, layanan publik, hingga kesehatan mental.

Simak pernyataan yang disampaikan oleh para calon sebagai pertimbangan sebelum memilih.

Layanan Publik Berbasis Digital

Dalam pembahasan mengenai layanan publik berbasis digital dan pengembangan talenta digital di Jawa Barat, masing-masing cagub menyampaikan pandangannya:

1. Acep Adang Ruhyat mendukung penguatan sistem digital agar pelayanan publik dapat berjalan lebih optimal, dengan fokus pada peningkatan kualitas pelayanan masyarakat.

2. Jeje Wiradinata menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dalam menjalankan sistem pelayanan digital. Menurutnya, keberhasilan sistem ini bergantung pada ketegasan pemimpin dalam memastikan pelaksanaannya.

3. Ahmad Syaikhu menekankan perlunya keterbukaan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengatasi ego sektoral dan memperlancar integrasi sistem digital. Ia menegaskan bahwa keterbukaan antar OPD akan memudahkan integrasi dan menghindari klaim kepemilikan data oleh sektor tertentu.

4. Dedi Mulyadi menyatakan bahwa selama ini sistem pelayanan publik berbasis digital sering diperlakukan sebagai proyek semata, bukan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia mengusulkan pembentukan lembaga khusus yang melibatkan tenaga ahli untuk mengatasi masalah ini.

Kesehatan Mental Anak Muda di Jawa Barat

Pada segmen ketiga, para calon gubernur dan wakil gubernur membahas isu kesehatan mental anak muda di Jawa Barat, dengan solusi dan gagasan yang beragam:

1. Gita mengusulkan pembangunan fasilitas yang mendukung kreativitas anak muda, seperti layanan konseling digital, akademi kepemimpinan, 27 gedung kreatif untuk pelaku seni, dan 5.000 lapangan olahraga. Ia percaya fasilitas ini akan membantu anak muda menyalurkan kreativitas dan menjaga kesehatan mental mereka.

2. Ronald Surapradja menyarankan agar energi anak muda disalurkan ke hal-hal positif. Ia mengusulkan program “Sikoming” (Sikolog Mingguan), yang menyediakan konseling gratis setiap minggu di desa dan kelurahan. Ronald juga berencana membangun ruang kreatif di seluruh daerah untuk memberikan anak muda tempat yang aman dan tidak cemas.

3. Ilham Akbar Habibie mengusulkan tiga program untuk mendukung kreativitas anak muda, yakni Jabar Masagi, penyelenggaraan festival kreatif dan olahraga, serta mendukung pengembangan startup. Ia percaya dukungan pemerintah sangat penting untuk menyalurkan potensi anak muda.

4. Erwan Setiawan mengusulkan penguatan nilai agama, budi pekerti, dan budaya lokal dalam kurikulum sekolah sebagai langkah untuk mengatasi masalah kesehatan mental anak muda. Ia juga menekankan pentingnya teknologi sebagai media pembelajaran yang mendukung kesehatan mental.

Gita menambahkan bahwa fasilitas olahraga sangat penting untuk kesehatan mental anak muda, karena olahraga dapat meningkatkan hormon kebahagiaan. Ia menegaskan rencananya untuk membangun 5.000 lapangan olahraga dan 27 gedung kreatif sebagai upaya mendukung generasi muda Jawa Barat.

Masalah Kemiskinan dan Pengangguran

Para calon wakil gubernur juga membahas cara-cara untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Jawa Barat:

1. Gita berkomitmen untuk menciptakan satu juta lapangan kerja baru, membuka 50.000 peluang usaha untuk ibu-ibu dan janda, serta memastikan kesejahteraan buruh, petani, nelayan, dan UMKM.

2. Ronald Surapradja mengusulkan program “Seblas” (Sekolah Berbasis Latihan Kerja) untuk memberikan keterampilan kepada orang-orang yang menganggur, sehingga mereka bisa bekerja atau membuka usaha sendiri. Ia juga berkomitmen untuk menciptakan 1,5 juta lapangan kerja.

3. Ilham Akbar Habibie mengusulkan program “satu desa, satu industri” untuk hilirisasi hasil bumi dan laut, serta kredit ASIH untuk rakyat guna membuka peluang ekonomi.

4. Erwan Setiawan berencana membangun SMK istimewa di sekitar wilayah industri untuk mempersiapkan lulusan yang siap bekerja di sektor industri.

Sesi Adu Pandangan: Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran

Pada sesi ini, Acep dengan nomor urut 1 dan Syaikhu dengan nomor urut 3 berbicara tentang program untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Jawa Barat.

Syaikhu mengusulkan program “1 desa 1 industri” untuk mengembangkan industri lokal, serta menghubungkan SDM unggul dari Jawa Barat dengan peluang kerja di luar negeri.

Acep menambahkan bahwa pihaknya berencana membuka 1 juta lapangan pekerjaan baru, memberikan kartu wirausaha, dan menciptakan 50 ribu peluang usaha baru untuk ibu rumah tangga.

Keduanya sepakat bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk keberhasilan program-program tersebut.