BANDUNG – Sesi Debat kandidat wali kota Bandung semakin memanas saat para pasangan calon (paslon) saling beradu pandangan dan program terkait isu penting seperti pengelolaan sampah, tata ruang, penanggulangan banjir, serta korupsi
Empat pasangan calon mengemukakan visi dan solusi mereka, menghadirkan diskusi mendalam yang disaksikan oleh warga Bandung yang digelar di Sudirman Grand Ballroom pada, Rabu (30/10/2024).
Penanganan Sampah: Solusi Berbasis Partisipasi dan Teknologi
Dalam sesi ini, pertanyaan muncul dari paslon nomor 4 Arfi-Yena, mengenai peningkatan partisipasi dalam daur ulang sampah dan program khusus untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
– Paslon 1 Dandan-Arif menekankan perlunya sentuhan teknologi dalam pengelolaan sampah kota. Mereka mengusulkan kerja sama dengan kabupaten sekitar dan mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah, serta edukasi kepada pedagang pasar agar pengelolaan sampah lebih efektif.
– Paslon 2 Haru-Dhani menekankan pentingnya komitmen kepala daerah dan pengelolaan sampah dari tingkat RW. Mereka menolak metode pembakaran dan menargetkan penyelesaian proyek TPS Legok Nangka, sekaligus mendorong pengurangan sampah plastik.
– Paslon 3 Farhan-Erwin memprioritaskan pemilahan sampah dari rumah. Mereka mengusulkan pengumpulan sampah anorganik pada tanggal genap dan organik pada tanggal ganjil, serta rencana membangun 151 TPS di tingkat RW yang berfokus pada daur ulang seperti kompos, magot, dan paving blok.
– Paslon 4 Arfi-Yena menanggapi dengan mendukung solusi dari hulu ke hilir. Mereka menyebut contoh RW 7 Kelurahan Kebon Pisang yang telah berhasil melakukan pemilahan sampah selama tujuh tahun, sebagai model bagi warga lainnya.
Tata Ruang: Memastikan Keadilan dan Keteraturan Lingkungan
Paslon 3 Farhan-Erwin mengajukan pertanyaan mengenai rancangan pengendalian lingkungan hidup daerah dan cara mengimplementasikan rencana tersebut hingga ke tingkat RT/RW.
– Paslon 4 Arfi-Yena menekankan pentingnya disiplin dalam pola ruang agar semua warga bisa menikmati hak hidup dan bekerja dengan baik. Mereka ingin memastikan bahwa kawasan permukiman dan industri tertata rapi, tanpa mengganggu lingkungan sekitar.
– Paslon 1 Dandan-Arif mengusulkan audit tata ruang untuk menjamin ketersediaan fasilitas seperti sekolah dan pasar, serta ruang yang memadai bagi kesehatan dan lingkungan hidup yang baik.
– Paslon 2 Haru-Dhani menyebut penegakan hukum sebagai kunci, sambil mengusulkan pengembangan 3000 hunian layak huni bagi warga kurang mampu, serta penataan ulang kawasan permukiman di sepanjang sungai.
Mitigasi Bencana: Solusi Terhadap Masalah Banjir
Dalam isu banjir, paslon 2 Haru-Dhani bertanya mengenai strategi paslon lain untuk mengatasi masalah ini, terutama saat musim hujan.
– Paslon 1 Dandan-Arif menyoroti pentingnya memperbaiki gorong-gorong dan penyerapan air di wilayah RW dengan meningkatkan jumlah petugas gober di tingkat RW.
– Paslon 3 Farhan-Erwin mengusulkan pembentukan tim patroli daerah rawan banjir yang bekerja sama dengan gober dan hansip, serta membangun budaya tanggap bencana di masyarakat.
– Paslon 4 Arfi-Yena menekankan perlunya penyerapan air dan penanaman 2,5 juta pohon dalam 5 tahun. Mereka juga menekankan pentingnya penyediaan infrastruktur di tingkat RW agar sampah tidak lagi dibuang ke sungai.
– Paslon 2 Haru-Dhani mengusulkan konsep Bandung City dengan pendekatan restorasi lahan dan sinergi antara wilayah hulu dan hilir untuk mengurangi potensi banjir.
Reformasi Birokrasi dan Pencegahan Korupsi
Paslon 1 Dandan-Arif memaparkan program pengawasan dan pencegahan korupsi yang mengedepankan keteladanan dan penguatan komitmen moral di kalangan ASN.
Dandan menjelaskan, “Pencegahan korupsi memerlukan keteguhan niat dan pengurangan kesempatan. Keteladanan dari pimpinan sangatlah penting, dan kenaikan insentif bagi ASN akan kami kembalikan sesuai kinerja mereka.” Wakilnya menambahkan bahwa insentif yang layak bagi ASN akan mendorong mereka menjauh dari tindakan koruptif.
Paslon 2 Haru-Dhani menekankan pentingnya teladan dari kepala daerah dalam mencegah korupsi.
“Ini adalah komitmen kita bersama. Jangan ada lagi korupsi, demi kesejahteraan dan kemaslahatan Kota Bandung,” ujar Haru.
Sementara itu, wakilnya mengusulkan pendekatan inovatif, yakni mencontoh langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang memberi kesempatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berkantor di kantor pemerintahan.
“Mengapa tidak kita lakukan di Balai Kota Bandung? Dengan begitu, transparansi pemerintahan bisa terjaga dan kesejahteraan birokrat juga dipikirkan,” tambahnya.
Paslon 3 Farhan-Erwin menyoroti kesejahteraan ASN yang terdampak sejak pandemi COVID-19. Ketua Paslon 3 menilai optimasi kesejahteraan ASN perlu dilakukan untuk menjamin keseimbangan dalam perekrutan dan peningkatan kinerja.
“Jika kita fokus pada optimalisasi SDM, insya Allah ASN Kota Bandung bisa sejahtera,” ungkap Farhan.
Wakilnya turut mendukung dengan menekankan pentingnya manajemen amanah dan integritas di kalangan ASN, serta mengundang kehadiran pengawas eksternal seperti KPK untuk menjaga kejujuran dalam pelayanan publik.
Paslon 4 Arfi-Yena mengakui bahwa persepsi masyarakat terhadap ASN sering kali negatif. Arfi menyatakan bahwa ASN yang memiliki integritas akan dinilai sesuai SOP serta diberi insentif tambahan.
“Saya yakin, ketika pemimpin tidak meminta hal yang aneh-aneh dan memberikan teladan yang baik, ASN akan menunjukkan integritas dalam bekerja,” katanya.
Paslon ini berfokus pada transparansi dan profesionalisme, dengan evaluasi bulanan sebagai upaya meningkatkan kinerja ASN.
Pernyataan Penutup
Setiap paslon menyampaikan penutupan yang menyentuh hati warga. Paslon 4 Arfi-Yena berbicara tentang tantangan warga kecil di Bandung yang membutuhkan perhatian, sementara Paslon 3 Farhan-Erwin menekankan pentingnya kolaborasi demi masa depan Bandung yang unggul dan amanah. Paslon 2 Haru-Dhani mengingatkan pentingnya mengatasi masalah Bandung agar kota ini tidak lagi autopilot, sedangkan Paslon 1 Dandan-Arif mengungkapkan harapan untuk membawa Bandung menjadi kota yang “asik,” aman, dan agamis.
Debat ini memberikan gambaran jelas tentang visi dan komitmen para paslon dalam menghadapi masalah yang kompleks di Bandung. Warga kini memiliki pilihan yang semakin jelas mengenai siapa yang akan memimpin mereka dalam lima tahun ke depan.