BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi tiga Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan, kembali menuai kontroversi.
Baru-baru ini nama Arteria Dahlan kembali menjadi bahan buah bibir, khususnya bagi masyarakat Sunda.
Pasalnya, Arteria meminta Jaksa Agung, ST Burhanuddin, untuk mengganti Kajati Jabar, Asep Nana Mulyana, lantaran menggunakan Bahasa Sunda saat rapat kerja Komisi III DPR, Senin (7/1/2022) lalu.
Hal ini pun lantas membuat berbagai kalangan geram, termasuk Budayawan Sunda, Budi Setiawan Garda Pandawa atau biasa disebut Budi Dalton.
Budi menilai, tindakan yang dilakukan oleh Arteria ini tidak pantas dilakukan oleh anggota dewan.
“Kalau sampai terjadi bahwa yang dicita-citakan pak Artaria ini memang sudah membuat kegaduhan khususnya masyarakat Sunda. Kalau ada sebuah tindakan yang tegas ini akan menjadi sebuah contoh yang baik untuk temen-temen di Dewan lainya agar lebih hati-hati untuk berbicara,” cetus Budi saat ditemui di Jl. Garut, Kota Bandung, Rabu (19/1/2022).
“Jadi dalam kondisi bangsa kita seperti ini memang wajar tiba-tiba muncul anekdot Arteria lebih kejam daripada Covid-19. Dan itu sangat wajar saya pikir termasuk seperti di Tamansari tadi saya lihat ada sebuah poster pak Arteria musuh orang Sunda ini sudah ramai di mana-mana,” ujarnya.
Budi berharap agar tokoh-tokoh masyarakat bisa lebih beradab lagi dalam menyampaikan apapun.
“Suda dari saya, satu berkaitan dengan beliau (Arteria Dahlan) sebagai anggota Dewan, kedua kita sebagai masyarakat sebetulnya mengenal kepartaian beliau yaitu partai yang sosoknya memperjuangkan keberagaman ini sangat kontradiktif,” ucapnya.
“Jadi menurut saya, ada dua yang bisa kita lihat dan dua yang dia langgar juga sebagai kaidah, sebagai anggota dewan apalagi dibake up oleh sebuah partai yang mengusung keberagaman,” lanjut Budi.