BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung kembali membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB), kali ini di wilayah Kecamatan Cidadap. Program ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana, khususnya karena kawasan ini masuk zona rawan sesar Lembang.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Dr. H. Yorisa Sativa, M.Kes, menjelaskan bahwa pembentukan KSB merupakan bagian dari kolaborasi lintas instansi, mulai dari BPBD hingga Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat).
“Kegiatan seperti ini sangat penting, kaitannya dengan kesiapsiagaan bencana dan pemberdayaan masyarakat. Kami berkolaborasi untuk membentuk wahana edukasi bernama Kampung Siaga Bencana. Idealnya, KSB ini terbentuk di seluruh kecamatan yang berpotensi terhadap bencana,” ujar Yorisa saat ditemui di Cidadap, Selasa (8/10/2025).
Menurut Yorisa, wilayah Cidadap termasuk dalam zona merah dengan potensi kegawatdaruratan cukup tinggi akibat aktivitas sesar Lembang. “Berdasarkan penelitian, sesar Lembang membentang sekitar 29 kilometer dari Kabupaten Bandung Barat hingga Bandung Timur. Cidadap ini termasuk dalam wilayah berisiko tinggi, jadi pembentukan KSB di sini adalah bentuk antisipasi dini,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan, KSB Cidadap telah memiliki lebih dari 60 anggota relawan yang tergabung dalam gardu sosial dan lumbung sosial. “KSB ini adalah yang ketiga di Kota Bandung. Rencananya, bulan depan kami akan bentuk lagi di Kecamatan Sukasari,” jelas Yorisa.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Kota Bandung, Soni Bakhtiyar, menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menghadapi situasi kebencanaan.
“Dalam penanganan bencana, kita butuh kolaborasi seluruh pihak baik Dinsos, BPBD, Dinkes, maupun Damkar. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Damkar hadir untuk pemadaman dan penyelamatan, tapi kita juga berperan mengedukasi masyarakat agar tahu cara menyelamatkan diri dengan potensi yang mereka punya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menilai kolaborasi ini sebagai langkah strategis memperkuat kesiapsiagaan di tingkat komunitas.
“Dinsos akan menjadi koordinator di dua klaster, yaitu pengungsian dan logistik. Damkar berperan dalam penyelamatan, dan BPBD fokus pada evakuasi serta peningkatan kapasitas masyarakat. Semua unsur ini akan terus berkoordinasi agar respons kita makin cepat dan terarah,” kata Didi.
Dengan terbentuknya KSB Cidadap, Pemkot Bandung berharap masyarakat semakin tangguh dan siap menghadapi berbagai potensi bencana, terutama di wilayah yang berada di jalur sesar Lembang.