Wali Kota Bandung Soroti Alih Fungsi Lahan, Turunnya Wisatawan, dan Lonjakan Sampah Selama Libur Lebaran

BANDUNG — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyoroti sejumlah isu penting yang menjadi perhatian selama momentum libur Lebaran 2025.

Mulai dari alih fungsi lahan pertanian, penurunan jumlah wisatawan, hingga pengelolaan sampah yang meningkat tajam saat musim liburan.

Dalam wawancaranya usai Panen Raya Serentak yang digelar di Rancasari, Farhan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan perumahan dengan pelestarian lahan basah.

Menurutnya, kawasan seperti Gede Bage tetap perlu dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau yang punya fungsi vital untuk retensi air dan mencegah banjir.

“Kita tetap butuh perumahan, tapi kita juga harus pertahankan lahan basah. Itu penting sebagai titik retensi air. Kalau semua jadi beton, banjir di mana-mana,” ungkap Farhan, Senin (7/4/2025).

Lebih jauh, Farhan juga mendorong pengembangan kawasan pertanian menjadi destinasi wisata edukatif. Salah satu rencananya adalah menjadikan lahan sawah di Gede Bage sebagai tempat wisata pinggir sawah yang bisa dinikmati masyarakat maupun wisatawan.

“Bayangkan makan nasi sambil lihat hamparan padi. Kita bisa jadikan ini wisata khas Bandung. Konsepnya mirip wisata melon kemarin. Jadi bukan cuma petani yang diuntungkan, tapi juga sektor pariwisata,” jelasnya.

Wisatawan Menurun, Kreativitas Harus Ditingkatkan

Farhan mengakui, tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung selama libur Lebaran tahun ini mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data sementara, okupansi hotel memang cukup tinggi, tapi tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.

“Dulu wisatawan saat Lebaran bisa mencapai 71 persen. Sekarang turun jadi sekitar 55-56 persen. Banyak faktor, salah satunya masyarakat sedang menghemat biaya,” katanya.

Ia menyebutkan, tren penghematan ini turut dipengaruhi oleh dinamika global yakni kebijakan tarif trump, termasuk isu ekonomi internasional yang ikut memengaruhi psikologis masyarakat.

“Yang tadinya mau nginep tiga hari, jadi cuma satu hari. Yang mau pulang-pergi, akhirnya batal berangkat. Ini harus jadi refleksi kita untuk bikin Bandung makin menarik dan kreatif,” ucapnya.

Salah satu upaya konkret yang akan dilakukan Pemkot adalah menghidupkan kembali ruang-ruang publik seperti Teras Cihampelas sebagai destinasi wisata alternatif dan kreatif yang mudah diakses warga maupun wisatawan.

Sampah Meledak, Tapi Masih Terkendali

Selain isu wisatawan, Farhan juga menyoroti lonjakan volume sampah selama masa libur Lebaran. Menurut catatannya, puncak peningkatan terjadi pada H+4 dan H+5 Lebaran, dengan volume sampah mencapai lebih dari 2.000 ton per hari.

“Rata-rata harian biasanya 1.600 sampai 1.800 ton. Tapi saat libur, naik drastis. Alhamdulillah masih bisa kami atur agar tidak melebihi 140 ritase per hari ke TPS,” ujar Farhan.

Ia juga menyampaikan bahwa sekitar 30 persen sampah saat ini berhasil dikelola oleh masyarakat melalui berbagai program lingkungan seperti Kang Pisman.

Sisanya, 70 persen, tetap ditangani melalui sistem pengangkutan resmi ke tempat pembuangan sementara.

Evaluasi penuh terhadap pengelolaan sampah selama libur Lebaran akan diumumkan secara resmi pada Selasa pagi (8/4/2025), pukul 07.30 WIB.

Upaya seluruh masyarakat dibutuhkan terntunya dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan, sembari terus mengembangkan identitas Bandung sebagai kota kreatif yang berdaya saing tinggi.