BANDUNG – Sosialisasi Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi warga yang berulang tahun terus digencarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu ragu untuk bertanya langsung ke puskesmas jika mengalami kendala, terutama dalam penggunaan Aplikasi Satu Sehat yang berfungsi sebagai sistem notifikasi dan pencatatan hasil pemeriksaan.
“Terpenting download (aplikasi) dulu Satu Sehat. Kalau masih bingung, datang saja ke puskesmas, minta penjelasan. Kami siap melayani meskipun pencatatannya masih manual untuk sementara ini,” ujar Anhar, Selasa 3 Februari 2025.
Ke depannya, peserta PKG akan mendapatkan notifikasi otomatis melalui WhatsApp dan Aplikasi Satu Sehat pada hari ulang tahun mereka sebagai pengingat untuk datang ke puskesmas terdekat.
Namun, bagi yang belum memiliki aplikasi, tetap bisa mengakses layanan ini secara langsung.
Saat ini, pencatatan hasil pemeriksaan masih dilakukan secara manual, tetapi Dinkes Kota Bandung memastikan bahwa semua data akan terdokumentasi dan nantinya diintegrasikan dalam sistem digital, serupa dengan pencatatan sertifikat vaksin saat pandemi Covid-19.
“Kemenkes masih menyempurnakan sistemnya. Nantinya, hasil pemeriksaan juga bisa diakses langsung melalui aplikasi,” jelasnya.
Terkait teknis pelaksanaan, Dinkes Kota Bandung akan menyediakan jalur khusus bagi peserta PKG di puskesmas. Namun, skema layanan dapat bervariasi sesuai kapasitas masing-masing fasilitas kesehatan.
“Di puskesmas besar yang SDM-nya cukup, layanan bisa berjalan lebih fleksibel. Namun, di puskesmas kecil, mungkin perlu diatur jadwalnya, misalnya pemeriksaan umum pagi hari dan PKG dimulai setelahnya, sekitar pukul 12.00 WIB atau 13.00 WIB,” kata Anhar.
Layanan PKG mencakup pemeriksaan fisik, darah, kesehatan mental, mata, dan telinga. Meski belum disimulasikan sepenuhnya, aspek ini akan menjadi bagian penting dari layanan kesehatan preventif di Kota Bandung.
Anhar juga mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pelaksanaan PKG adalah ketersediaan tenaga medis. Berdasarkan simulasi awal, setidaknya lima tenaga medis diperlukan di setiap puskesmas untuk memastikan layanan berjalan optimal.
“Kalau masyarakat sudah terbiasa dan program ini berjalan optimal, bisa saja seluruh warga Kota Bandung datang ke fasilitas kesehatan setiap tahunnya untuk diperiksa. Itu berarti kita butuh SDM yang lebih banyak,” jelasnya.
Dinkes Kota Bandung saat ini tengah melakukan uji coba selama seminggu untuk mengevaluasi respons masyarakat dan efektivitas pelaksanaan di berbagai puskesmas.
Jika ada puskesmas dengan tingkat partisipasi tinggi, jadwal layanan bisa diperpanjang atau tenaga medis akan ditambah.
“Kami ingin semua warga mendapat kesempatan yang sama untuk diperiksa. Semakin banyak yang memanfaatkan layanan ini, semakin baik untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” tuturnya.