BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang akan mengimplementasikan teknologi IoT (Internet of Things) berbasis hybrid (satelit dan GSM). Hal itu itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Lalu, apakah warga Bandung tahu apakah Internet of Things?
IoT (Internet of Things) atau internet untuk segala adalah suatu infrastruktur jaringan global terintegrasi 24 jam yang dapat menghubungkan benda-benda fisik dan virtual secara otomatis berbasis data.
Dengan platfrom IoT berbasis hybrid itu nantinya semua terkomunikasi secara robotik tanpa campur tangan manusia.
Dilansir dari situs resmi Pemkot Bandung, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, perkembangan teknologi komunikasi sangat cepat. Sehingga era Industri 4.0 yang implementasinya melalui IoT, tidak bisa dihindari lagi.
“Mau atau tidak, fase era Industri 4.0 ini harus dimasuki. Termasuk Kota Bandung yang dikenal sebagai kota pintar, kota jasa dan layanan,” kata Oded, Jumat (14/8/2020).
“Hari ini, Kota Bandung coba melompat jauh, yakni dengan mengimplementasikan IoT untuk kebutuhan peningkatan kualitas layanan publik,” ucapnya.
Menurut Wali Kota, penerapan teknologi IoT berbasis hybrid ini ekaligus menjadi yang pertama di Indonesia. Teknologi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kebutuhan layanan publik atau warga Bandung.
“Karena dengan IoT ini, sudah semakin sedikit adanya campur tangan manusia. Semua digerakkan oleh mesin ke mesin. Sehingga semua layanan publik akan lebih transparan, cepat, efisien, hemat biaya, terukur dalam tata kelola pemerintahan,” ungkapnya.
Oded juga menyatakan bahwa ahli-ahli IoT dalam implementasi ini melibatkan anak-anak Bandung yang tergabung dalam komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC).
“Mereka membuat usulan untuk ikut terlibat membangun kota tercinta mereka dengan menyumbangkan keahliannya di bidang teknologi IoT berbasis satelit,” ucap Oded.
Diterapkan pada 17 Pekerjaan di Beberapa SKD
Ketua BEEC, Ujang Koswara menerangkan, rencananya teknoligi IoT berbasis hybrid ini akan diterapkan pada 17 pekerjaan di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Namun akan dilakukan secara bertahap.
Nantinya, teknologi ini akan diimplementasikan di Kota Bandung antara lain monitoring digital Mini Command Center di Pendopo Kota Bandung, tracking system truk sampah yang akan menggandeng PD Kebersihan. Selain itu, termasuk juga Automatic Meter Reading (AMR) di pelanggan PDAM, dan media monitoring.
“Sedang yang lain adalah Bandung Sosial Box (BSB) yang ditempatkan di kelurahan, berguna sabagai perangkat komunikasi 2 arah (V.Call) antara wali kota dan warganya. Fungsi lainnya antara lain sebagai sebagai food bank automatic untuk penyaluran beras bantuan sosial warga pra sejahtera,” paparnya.
Menurut Ujang, hal yang sulit dalam implementasi IoT di Kota Bandung adalah membangun platform dan perlu waktu.
Rencananya akan ada 2 platform, yakni papatong.id danpapatong.net yang digunakan dalam bagian dari proyek pembangunan IoT.
Kedua platform tersebut harus sudah dapat terhubung dengan sistem di Kota Bandung dan bisa beroperasi dengan berbagai mode jaringan, seperti GSM, lora, satelit, serta sudah dirancang sejak awal untuk mendukung jaringan 5G.
“Jadi platform papatong.id dan papatong.netitu kami sebut cross platform (lintas platform). Karena bisa digunakan sesuai kebutuhan jaringan dengan sistem kerja digital monitoring, analitik, treceability (pelacakan), dan dokumentasi,” ujar lelaki yang akrab disapa Uko ini.
“Sedangkan 17 program implementasi IoT ini, pendanaannya kami lakukan secara mandiri tanpa dana dari APBD. Ini masih berbentuk pilot project selama 1—3 bulan,” paparnya.