BANDUNG – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, Saleh Daulay mengatakan dirinya tidak ingin lagi mendengar adanya anggota dewan alias wakil rakyat yang tidak dapat perawatan ICU saat terpapar Covid-19.
Saleh menyayangkan salah seorang anggota fraksi PAN, John Siffy Mirin yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 dan tidak sempat menerima perawatan di ICU.
“Saya tidak mau lagi misalnya mendengar ada anggot DPR yang tidak sempat ICU, seperti dialami anggota Fraksi PAN, saudaraku John Siffy Mirin, tidak mendapat ICU,” kata Saleh dalam rapat Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (12/7/2021), dilansir dari Detik.
Pernyataan Saleh Daulay pun viral di media sosial dan sontak menuai ragam reaksi publik.
Pakar Epidemologi Universitas Indonesia, Pandu Riono pun bahkan turut menanggapi pernyataan Saleh Daulay tersebut.
“Permintaan yg aneh. Seperti permohonan agar kena Covid-18 yg berat yang butuh ICU. Kenapa tidak minta pastikan dapat pemakaman yang layak ya?,” cetusnya melalui akun Twitter @drpriono1, Rabu 14 Juli 2021.
Bahkan warganet pun lantas bereaksi dan mengecam pernyataan anggota Fraksi PAN tersebut.
“Sebagai anggota DPR harus nya mendahulukan kepentingan rakyat,….jangan mementingkan diri sendiri yg ingin di istimewa kan.di mata rakyat kalian itu sama sebagai manusia.gak ada rakyat kalian gak bakalan bisa duduk di kursi DPR,” tulis @ch***.
Selain itu, ada pula yang mencatat nama Saleh Daulay agar tak lagi dipilih saat pemilu selanjutnya.
“Yuk dicatat. Saleh Partaonan Daulay, dari PAN terpilih dari Sumatera Utara II meliputi daerah-daerah Tapanuli, Padang Sidempuan, Mandailing, Nias dan sekitarnya. Jangan dipilih lagi 2024. Orangnya juga partainya,” tulis warganet.
Klarifikasi soal Pernyataan Saleh Daulay
Namun sebenarnya, pernyataan serupa lebih dulu dilontarkan Wasekjen PAN, Rosaline Irene Rumaseuw.
Rosaline meminta agar ada rumah sakit khusus pejabat. Kebetulan ia bersama Salah Daulay merupakan perwakilan PAN yang menemani John Siffy Mirin di RSPAD.
“Nah, mungkin ini yang dipertanyakan dulu ke kita, sampai akhirnya anggota kami itu, teman kita di PAN, karena emosional sekali karena sesama orang Papua, minta supaya ada rumah sakit khusus para pejabat. Itu sebenarnya karena emosional, bukan karena dari hatinya bicara seperti itu,” ujar Saleh dalam rapat.
“Karena dia lihat sendiri, menyaksikan sendiri, betapa susahnya orang bertahan hidup tanpa ada bantuan alat kesehatan yang memadai di tengah serangan COVID yang cukup dahsyat itu,” tambahnya.
Pernyataan Saleh itu pun menjadi sorotan publik, sehingga ia merasa perlu mengklarifikasinya.
Editor: Novirahmaya