BANDUNG – Asosiasi Kafe dan Resto (Akar) Jawa Barat berharap penuh kepada Pemerintah untuk mempertimbangkan poin-poin yang menjadi keinginan dari para pelaku usaha kafe dan resto, salah satunya dengan memperbolehkan dine in.
Harapan tersebut mereka ungkapkan saat melakukan mediasi dengan Pemerintah serta Polrestabes Kota Bandung.
Aksi mengibarkan bendera putih di tiap resto dan cafe yang sejatinya akan digelar hari ini di Kota Bandung dibatalkan oleh pihak Akar.
“Intinya begini, dengan adanya rencana pengibaran bendera putih oleh sekitar 600 kafe dan resto, akhirnya kami mendapat perhatian Pemerintah setempat. Dan itu membuat kami lega, karena awalnya kami hanya ingin diperhatikan,”kata Arif Maulana Ketua Akar Jabar pada saat jumpers media di Kopi Jenderal Jalan RE Martadinata Kota Bandung Jabar Jumat (30/7/2021).
Menurutnya, rencana pengibaran bendera putih tersebut dilakukan dengan makna meminta pertolongan. Bukan sebagai aksi perlawanan.
“Kita sudah melakukan berbagai upaya, salah satunya lewat wadah PHRI namun belum juga ada tanggapan dari Pemerintah. Akhirnya kami bersyukur dengan adanya rencana pengibaran tersebut, suara kami didenger. Bisa dibilang, kami caper (cari perhatian),”ucapnya.
Arief mengungkapkan, pasca adanya komunikasi baik dengan Pemerintah maupun Polrestabes Kota Bandung, pihaknya berharap segara ada jalan keluar agar permasalan ekonomi pada sektor usaha ini bisa segera teratasi.
“PPKM level 4 berakhir kan tanggal 2 Agustus nanti. Mudah-mudahan ada kabar baik yang diterima.Ya semoga ada relaksasi terlebih untuk dine in, karena itu cukup membantu kami dalam pemilihan ekonomi,”ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya paham relaksasi tersebut akan diberlakukan salah satunya jika tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) mengalami penurunan.
“Ya kami paham, banyak faktor yang harus memenuhi jika ingin kembali diberlakukan dine in, namun setidaknya aspirasi kami ini bisa menjadi pertimbangkan,”ucap Arief.
Terlebih ia mengaku, pihaknya akan maksimal dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) baik untuk pengunjung dan juga karyawan.
“Apalagi, syarat dari relaksasi tersebut sudah kami penuhi, diantaranya semua anggota Akar telah melakukan vaksinasi yakni sekitar 12.000 orang. Untuk kapasitas pun kami sangat membatasi sesuai dengan aturan Pemerintah,” imbuh Arif.
Sementara itu, FX Edbert Luhur selaku owner dari Jenderal Kopi Nusantara mengaku seluruh karyawan telah divaksin serta kapasitas yang sangat dibatasi.
“Untuk pengunjung kami cukup ketat dalam penerapan prokes, diantaranya disediakan area cuci tangan sebelum masuk, harus memakai masker serta ada cek suhu. Bahkan, jika kapasitas telah sesuai, kami tidak akan memperbolehkan untuk masuk,”kata Edbert.
Bahkan, kata dua, area kafe tidak pernah absen untuk dilakukan penyemprotan disinfectant. Serta ada pengecekan rutin yang dilakukan kepada karyawan.
“Selain itu, kami pun diawasi Satgas Penanganan Percepatan Covid-19. Dimana Akar berkerjasama dengan Satgas untuk melakukan pengawasan ketat. Maka kami akan adanya pertimbangkan untuk segera dilakukan relaksasi untuk kafe, restoran dan rumah makan,”ucapnya.