BANDUNG – Pelaku usaha di Kota Bandung mulai mengeluhkan minimnya kunjungan wistawan pada libur panjang pergantian tahun baru 2021.
Biasanya, Kota Bandung yang terkenal dengan sederet destinasi wisata dan kuliner ini banyak dikunjungi wisatawan pada momen-momen liburan.
Namun sayangnya, pada tahun baru 2021 ini, masyarakat harus berdampingan dengan virus corona (Covid-19).
Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun telah melarang masyarakat merayakan malam tahun baru hingga meminta wisatawan agar tidak datang ke Bandung.
Penurunan drastis kunjungan wisatawan ini turut membuat para pedagang di Kota Bandung amat terasa terdampak.
Keluhan ini pun dicurahkan oleh salah seorang pedagang ayam geprek di kawasan Braga Kota Bandung, Antoni.
“Wisatawan sepi ya otomatis sebagai pedagang yang kekurangan omset gitu kan perharinya,” ujar Antoni saat ditemui Infobandungkotacom, Sabtu (2/1/2021).
“Dampaknya segnifikan sih semenjak ada penutupan jalan lagi biasanya kan kaya di braga Sabtu-Minggu rame, sekarang enggak ada setengahnya ya otomatis kita yang usaha di teras braga bukan saya aja semuanya yang mengeluh omsetnya turun.,” keluhnya.
Kendati demikian, Antoni merasa dilema dengan kebijakan pemerintah.
“Kalo kita sebagai selaku usaha ya serba salah kalo misalnya dilihat dari sisi ekonomi ya kita sih keberatan. Kalo dilihat dari sisi kesehatan ya lebih bagus juga. Ya di satu sisi kita butuh ekonomi, kedua kita butuh juga kesehatan jadi tanggapan saya agak susah,” kata Antoni.
“Sekarang mau ngotot juga tetap dagang juga resikonya penyeberan covid kalau protokolnya ga bener. Kalau misalnya ditahan wisatawan dari luar bandung dampak ekonominya kerasa banget jadi serba bingung,” cetusnya.
Menurutnya, pengurangan wisatawan ini lantas membuat pengunjung Braga juga menurun. Antoni mengatakan, konsumennya mayoritas warga Bandung.
“Dari awal Desember itu yang kita rasain memang wisatawan dari luar kota bandung itu kurang banget sekitar 5-10%. Jadi pengunjung yang makan disini rata-rata pelanggan yang kerja di sekitar braga sisanya wisatawan lokal selewat, enggak ada dari luar kota jarang banget,” bebernya.
Situasi ini membuat Antoni dan para pelaku usaha lainnya mengalami penurunan pendapatan secara drastis, yakni mencapai 75 persen.
Antoni pun berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa memerhatikan dampak ekonomi yang amat terasa bagi para pelaku usaha.
“Harapan gini aja pemerintah kalo bisa gimana caranya krisis pandemi ini berakhir supaya usahanya lancar, supaya normal seperti awal-awal tahun kemarin semoga cepat berakhir,” harapnya.
Terlepas dari itu, Antoni mengajak agar masyarakat tetap disiplin menjalani protokol kesehatan agar menekan penularan Covid-19.
“Kesan untuk masyarakat pada pandemi ini kalo pribadi diluar part usaha ya tetep istilahnya mengedepankan protokol kesehatan utamanya jaga diri masing-masing lah tetap mengonsumsi vitamin untuk kekebalan tubuh,” ajaknya.