BANDUNG – Bersama sejumlah pihak terkait, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandunv telah menetapkan banyak kegiatan yang dimasukkan ke dalam kalender event tahun 2022 mendatang.
Sebanyak 78 event masuk dalam agenda Disbudpar untuk digelar tahun depan.
Namun Kepala Disbudpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menyatakan, sebelum menyelenggarakan event tersebut, pihaknya akan melaksanakan Calender of event (kalender event) 2022 terlebih dahulu.
Pasalnya, pelaksanaan Calender or event 2022 di Kota Bandung selalu menjadi yang pertama di Indonesia.
“Jadi Pemerintah Kota Bandung melalui Disbudpar selalu meluncurkan kalender event tahunan untuk tahun berikutnya. Dan biasanya Kota Bandung ini sudah tiga tahun berturut-turut selalu paling awal di Indonesia yang melaunching kalender event tahunan,” jelas Kenny di Hotel El Royal, Kota Bandung, Rabu (24/11/2021).
Dari 78 event tersebut, Disbudpar akan membagi dan membentuk Top Ten event di tahun depan, atau 10 event terbaik.
“Yang sudah terkumpul itu ada 78 event. Nah, kita akan bagi lagi dan nanti ada top ten-nya. Jadi nanti 10 event sudah kita akurasi, dan sisanya akan tetap kita promosikan. Jadi yang 10 itu event besarnya,” jelasnya.
“Kalau misalnya kaya yang Asia Afrika (Asia Afrika Festival) dan HJKB itu tetap ada, tapi itu tidak masuk Top Ten. Tapi justru yang baru-baru seperti Keukekun dan banyak ke lebih Ekonomi Kreatif selain Seni budaya. Jadi intinya Seni budaya dan Ekonomi Kreatif yang lebih mendominasi untuk tahun depan,” bebernya.
Kadisbudpar Kota Bandung itu juga menambahkan bahwa dalam event yang nanti akan di laksanakan pada 2022, akan menunjukkan dengan kemajuan teknologi.
“Jadi untuk di tahun depan itu diharapkan event-event yang bisa memberikan inovasi dan juga menyesuaikan dengan Pendemi ini (Covid-19). Dan kebanyakan mereka (Penyelenggara Event) mengunakan teknologi minimal Hybrid seperti online dan offline, dan online masih mendominasi karena kita tidak tahu tahun depan seperti apa,” bebernya.
“Nanti disesuaikan dengan Pandemi (Covid-19) ini. Jadi kalau misalnya tidak memungkinkan dilaksanakan kita akan pending dulu, atau misalnya dilaksanakan secara online 100 persen, kenapa tidak, sekarang kan sudah musim menggunakan green screen, atau teknologi dan sebaginya,” pungkasnya.