BANDUNG – Calon wali kota Bandung, Muhammad Farhan, berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat jika memenangkan Pilwalkot Bandung 2024. Salah satunya dengan menyiapkan seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) agar bisa beroperasi 24 jam penuh.
“Puskesmas 24 jam harus diaktifkan. Karena sakit enggak ada jadwal,” kata Farhan saat menggelar pertemuan dengan media massa bertajuk Naratas (ngariung media, wacana tuntas), di kawasan Cisangkuy, Kota Bandung, Rabu (13/11/2024).
Dia menjelaskan, saat ini masyarakat masih kesulitan jika akan berobat lanjutan terutama karena terbatasnya kapasitas di rumah sakit. “Kalau ke rumah sakit, terbatas kapasitasnya,” kata dia.
Maka dari itu, menurutnya puskesmas pun harus menambah fasilitas di samping meningkatkan jam operasional. Puskesmas yang beroperasi 24 jam harus memiliki unit gawat darurat sehingga setingkat dengan rumah sakit tipe D.
Puskesmas harus menyiapkan layanan poned (pelayanan obstetri neonatal dan emergensi dasar) untuk melayani ibu hamil, bersalin, dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir sesuai konsep PSC (public safety center) yang berdasarkan kebutuhan masyarakat. “Ini sesuai dengan Permenkes 19 Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,” katanya.
Tak hanya itu, Farhan juga memastikan akan memperkuat puskesmas sebagai fungsi preventif, promotif, rehabilitatif, dan kuratif untuk menekan penyakit serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Pihaknya pun akan menambah peralatan setiap puskesmas agar keberadaannya semakin optimal.
“Di antaranya sarana rekam medis elektronik, dan sarana untuk mendukung pencegahan HIV, TBC, dan DBD seperti peralatan PSN, fogging, alat laboratorium, dan lainnya,” kata dia. Selain itu, Farhan pun menyebut akan mengoptimalkan kerjasama puskesmas dengan posyandu sebagai garda terdepan pemberantasan stunting.
“Serta optimasi kerjasama puskesmas dengan posrem sebagai garda terdepan untuk mencegah penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, diabetes, dan lain-lain, dengan melaksanakan screening untuk usia 15 tahun ke atas,” katanya. Meski begitu, Farhan mengakui keinginan ini tidaklah mudah terutama mengingat keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia.
“Tapi sebelum menuju ke sana, kita cek apakah cukup tenaga kesehatannya, anggarannya. Harus dicek, dihitung,” katanya seraya menyebut sesuai amanat RPJMD 2029 Kota Bandung harus menambah jumlah rumah sakit daerah tipe C