BANDUNG – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) baru saja mengumumkan empat sanksi untuk Timnas Indonesia menjelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang.
Keputusan tersebut diambil setelah Komite Disiplin FIFA memutuskan untuk memberikan total 27 hukuman kepada tim-tim peserta Kualifikasi Piala Dunia 2026, berdasarkan insiden yang terjadi pada periode September hingga Oktober 2024 di putaran ketiga kualifikasi.
Dalam rilis resmi yang dikeluarkan FIFA, disebutkan bahwa sanksi tersebut diambil atas
“keputusan Komite Disiplin, berdasarkan insiden yang terjadi pada September dan Oktober 2024 di Kualifikasi Piala Dunia 2026,” dalam rilis FIFA yang dilansir dari suara.com.
Empat sanksi tersebut diterima oleh Timnas Indonesia, dan berikut ini adalah rincian lengkapnya:
1. Teguran
FIFA memberikan teguran kepada Timnas Indonesia karena keterlambatan kick-off saat menjamu Australia pada matchday kedua fase Grup C.
Pertandingan yang digelar pada 10 September 2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) ini mengalami penundaan kick-off, yang menjadi alasan utama dikeluarkannya teguran ini.
2. Denda
Timnas Indonesia juga dikenakan denda sebesar 10.000 CHF atau sekitar Rp179 juta.
Sanksi ini dijatuhkan karena keterlambatan kick-off pada laga keempat fase grup saat Indonesia bertandang ke markas China di Qingdao.
3. Sumardji
FIFA memberikan larangan kepada manajer Timnas Indonesia, Sumardji, untuk mendampingi tim pada satu pertandingan setelah ia mendapat kartu merah akibat protes keras di laga melawan Bahrain.
4. Kim Jong-in
Analis Timnas Indonesia, Kim Jong-jin, juga dihukum oleh FIFA dengan larangan ikut berpartisipasi dalam empat pertandingan berikutnya.
Meskipun alasan pasti tidak diungkapkan, dugaan kuat hukuman ini terkait dengan kata-kata yang tidak semestinya diucapkan Kim saat bertugas sebagai penerjemah menjelang laga Indonesia melawan Bahrain.
Keputusan FIFA ini tentu akan mempengaruhi persiapan Timnas Indonesia untuk laga-laga mendatang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Diharapkan pihak terkait dapat lebih memperhatikan ketentuan dan disiplin dalam setiap pertandingan untuk menghindari sanksi serupa di masa depan.