BANDUNG – Sebagian warga Bandung mungkin mengira PSBB adalah kebijakan pemeritah saat pandemi Covid-19. Eits, namun di Kota Bandung jauh sebelum ada wabah Corona pun sudah ada PSBB.
Ya, PSBB yang dimaksud adalah Paguyuban Sepeda Baheula Bandoeng–West Java.
Di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman baik dari segi teknologi hingga budaya, tak sedikit yang berpegang teguh dalam budaya sukunya sehingga suatu upaya dilakukan agar budayanya tetap terjaga dan lestari.
Seperti halnya yang dilakukan oleh PSBB. Ketika ditemui di Jalan Asia Afrika, tepatnya di kawasan Gedung Merdeka, pada Rabu, (26/5/2021) lalu, para pengurus dan anggota kompak mengenakan pangsi item dan iket Sunda, seperti ciri khas baju adat dari budaya Sunda, dan serta sepeda onthel yang terpakir di sana.
Wakil Ketua PSBB, Indra Wikarna mengungkapkan bahwa kegiatan kumpul antara pengurus dan anggota ini dalam rangka silaturahmi setelah Lebaran Idulfitri 1442 Hijriah.
Silaturahmi itu merupakan inisiasi dari Divisi Baraya Ulin untuk kumpul dan dalam rangka melestarikan budaya Bangsa, sehingga mengenakan pangsi hitam dan iket Sunda.
“Kegiatan ini sesuai dengan visi dan misi kami dalam melestarikan budaya Bangsa terutama yang bersejarah di Kota Bandung, seperti Gedung Tua, sepeda tua,” kata Mang Odink, sapaan akrab dari Indra kepada infobandungkota.com di Gedung Merdeka, jln.Asia Afrika, Kota Bandung. Rabu (26/5/2021).
Kegiatan itu juga dimaksudkan untuk ngeboseh berbarengan tanpa melihat latar belakang yang dimiliki oleh pengurus dan anggota PSBB.
“Kita punya satu tujuan, yaitu ngaboseh babarengan,” katanya.
Khusus untuk Sepeda Jadul
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Divisi Baraya Ulin, Ali Sugiyanta. Ali mengungkapkan, sudah mendarah daging bahwasannya di PSBB tidak melihat status sosial dari pengurus dan anggota.
Tak hanya itu, Ali menyatakan, PSBB juga tak melihat dari segi seberapa mahal sepeda tersebut sehingga memiliki keistimewaan di antara anggota lainnya.
“Kita jalan sama-sama itu tidak melihat perbedaan,” kata Ali.
Ali memaparkan bahwasannya PSBB ini dikhususkan untuk para penggemar sepeda jadul atau sepeda onthel.
“Jadi memang PSBB ini dikhususlan untuk sepeda jadul atau yang sering sebut onthel,” ucapnya.
Sejarah Singkat Berdirinya PSBB
Di tempat yang sama, salah satu pendiri PSBB yang terkenal dengan nama Uke Van Goseh menjelaskan, PSBB ini awal mulanya ketika ia dan kawan-kawannya senang berkumpul di Pusdai, Kota Bandung, dengan ketertarikan yang sama, yaitu senang dengan barang-barang antik.
“Tiba-tiba ada yang pakai sepeda onthel mulai lima orang sampai 35 orang, baru didirkan PSBB,” kata Uke.
“Maka berdirilah PSBB yang misinya melestarikan budaya sejarah (Sunda),” sambungnya.
PSBB resmi berdiri pada 31 Januari 2005. Paguyuban ini merupakan paguyuban penggemar sepeda tua atau onthel, dan merupakan komunitas sepeda paling lama di Kota Bandung sekaligus di Indonesia.
Saat ini anggota PSBB telah mencapai 1.045 orang. Adapun visi dari PSBB itu sendiri ialah sebagai wadah komunitas sepeda zaman “baheula” bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis secara aktif dan ikut serta menjaga, melestarikan, dan memelihara sepeda zaman “baheula” yang dijiwai semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan kesetiawanan sosial.