BANDUNG — Pendidikan di Jawa Barat menjadi sorotan seiring dengan rencana komitmen bersama yang akan dibangun antara pemerintah provinsi dengan para bupati dan wali kota.
Fokus utama dalam komitmen ini adalah pengelolaan pendidikan yang lebih berkarakter serta penggunaan metode pembelajaran yang lebih efektif bagi perkembangan anak.
Dalam postingan Instagram Dedi Mulyadi yang menampilkan aktivitas jalan kakinya di Magelang, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti sejumlah fenomena di dunia pendidikan, khususnya terkait kegiatan yang dinilai kurang relevan dengan pertumbuhan anak.
“Masih ada kegiatan seperti studi tour, wisuda-wisudaan di TK, hingga perayaan kelulusan yang terkesan berlebihan seperti pesta pernikahan di tingkat Sekolah Dasar Hingga Menengah Keatas. Hal-hal seperti ini sebaiknya dievaluasi agar pendidikan lebih fokus pada esensinya dan ada relevansinya,” ujar Dedi dikutip dari Instagram Dedi Mulyadi.
Ia juga menyoroti penggunaan perangkat digital dalam pembelajaran di sekolah-sekolah.
Menurutnya, sejumlah negara maju telah membuktikan bahwa daya ingat siswa cenderung lebih rendah ketika belajar menggunakan perangkat digital dibandingkan dengan metode konvensional seperti buku.
“Nanti kita akan buat komitmen bersama untuk kembali mengutamakan penggunaan buku dalam proses belajar-mengajar. Otak anak-anak kita masih dalam masa pertumbuhan dan perlu metode yang tepat untuk mendukung perkembangannya,” tambahnya.
Dedi menegaskan bahwa pendidikan di Jawa Barat harus berorientasi pada pembentukan karakter sesuai dengan lingkungan masing-masing.
“Anak-anak harus tumbuh sesuai dengan karakter mereka. Orang gunung memahami karakter gunung, orang laut memahami karakter laut, dan orang kota memahami karakter kota. Dengan begitu, mereka bisa mengembangkan ekosistem ekonomi yang lebih baik,” jelasnya.
Rencananya dia akan mengajak para Bupati, Wali Kota, dan diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih terarah dalam membangun pendidikan berkarakter di Jawa Barat.
Dedi optimistis bahwa dengan langkah ini, anak-anak Jawa Barat tidak hanya menjadi pemimpin di daerahnya, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional bahkan global.