BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung terus mengupayakan pemerataan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran melalui berbagai program, mulai dari padat karya hingga pelatihan keterampilan kerja yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Hal ini ditegaskan langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam acara Halal Bihalal Idulfitri 1446 H yang digelar Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung, Kamis (10/4/2025).
Dalam sambutannya, Farhan menekankan pentingnya menghadapi ketimpangan sosial secara konkret.
Meski angka pengangguran mengalami penurunan, ia mengingatkan bahwa jumlah pekerja informal di Bandung masih jauh lebih tinggi dibanding pekerja formal.
“Padat karya ini bukan hanya soal pekerjaan sementara, tapi cara kita memastikan masyarakat bisa pulang ke rumah dengan penghasilan. Rata-rata pengeluaran minimum masyarakat saat ini sekitar Rp50.000 per hari. Kalau ini tidak dipenuhi, kita berbicara soal ketimpangan yang serius,” ucap Farhan.
Ia pun mendorong perluasan cakupan program padat karya, tak hanya fokus di bidang kebersihan, tetapi juga revitalisasi saluran air dan lingkungan.
Selain itu, pelatihan kerja menurutnya perlu diarahkan ke sektor-sektor baru yang punya potensi ekonomi tinggi.
“Saya bahkan usulkan ada pelatihan make up dan perawatan diri. Karena sekarang kebutuhan itu tidak hanya untuk perempuan. Bapak-bapak juga mulai sadar pentingnya grooming. Ini bagian dari gaya hidup, bagian dari peluang usaha,” tambahnya.
Guna mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, Pemkot Bandung juga bakal melonggarkan perizinan acara publik mulai 19 April 2025.
Kebijakan ini dibarengi dengan pemberian diskon pajak hiburan insidentil untuk mendorong geliat industri kreatif dan menarik investor.
Di hadapan para pegawai Disnaker, LKS Tripartit, Dewan Pengupahan, hingga PWRI, Farhan juga mengajak seluruh elemen untuk bersinergi demi menciptakan iklim ketenagakerjaan yang adil dan sehat.
“Serikat pekerja silakan beri masukan, kami terbuka. Pemerintah tidak boleh alergi terhadap kritik. Transparansi dan kolaborasi adalah kekuatan kita,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa selama masa kepemimpinannya, Pemkot tidak akan mentolerir tindakan represif terhadap kebebasan berekspresi.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, menyebutkan bahwa program pelatihan kerja yang dijalankan saat ini sangat diminati warga.
Hingga kini, terdapat 13 jenis pelatihan, mulai dari catering, pastry, barista, hingga pelatihan digital dasar.
“Selain pelatihan, kita juga terus mendorong program padat karya yang menyasar warga kurang mampu yang terdaftar dalam DTKS. Mereka diberi pekerjaan selama 10 hari dengan upah Rp175 ribu per hari. Ini sangat membantu, terutama dalam kondisi ekonomi pasca-pandemi,” ujar Andri.
Rencananya, pada 14–15 April mendatang, lima titik padat karya akan dibuka khusus untuk kegiatan pembersihan saluran air.
Program ini difokuskan untuk warga yang belum memiliki pekerjaan tetap, bukan untuk petugas Gober.
Di sisi lain, Disnaker juga aktif menggelar job fair dua kali dalam setahun, meski sebelumnya digelar empat kali.
Andri menyebut antusiasme masyarakat tetap tinggi, terutama dari lulusan SMA dan SMK yang jumlahnya mencapai 40% dari total pencari kerja.
“Kami juga memperluas pelatihan berbasis industri dan program pemagangan. Saat ini, ada 100 peserta magang di sektor perhotelan yang mendapat dukungan dana dari pemerintah pusat,” tambahnya.
Sebagai inovasi layanan, Disnaker juga mengoperasikan Mobil Sahabat Ketenagakerjaan atau Master—layanan keliling yang menghadirkan 20 jenis layanan tenaga kerja secara langsung dan terintegrasi dengan aplikasi digital New Bimma.
Lewat aplikasi ini, perusahaan dan pencari kerja bisa saling terhubung, termasuk membuat kartu kuning secara daring.