BANDUNG – Bazar Buku Internasional Big Bad Wolf (BBW) Books hadir kembali mulai 2-11 September 2022. Pemeran akan digelar tahun ini di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia Uli Silalahi mengucapkan,
bazar buku ini merupakan acara bazar buku terbesar setelah dua tahun vakum dari pandemi Covid-19.
“Bazar Buku Internasional Big Bad Wolf Books kembali digelar secara online menyapa warga Bandung dan Jawa Barat setelah dua tahun vakum dari pandemi Covid-19 melanda dunia,” kata Uli saat konferensi pers di Bandung Barat, Senin (29/8/2022).
Uli mengungkapkan, tujuan mewujudkan gelaran bazar terbesar buku ini untuk meningkatkan literasi masyarakat Jawa Barat.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, Jawa Barat memeroleh skor literasi digital yaitu 3,47 (dari nilai tertinggi 3,71) dari 34 provinsi di Indonesia.
Skor literasi digital dihitung dari 3 pilar digital yakni budaya digital, etika digital, dan kecakapan digital.
“Ini untuk meningkatkan literasi dan menyebarkan budaya gemar membaca sejak dini adalah komitmen Big Bad Wolf Books untuk Indonesia dengan menghadirkan akses buku internasional yang bermutu dengan harga terjangkau bagi semua genre,” kata Uli.
Selanjutnya, Big Bad Wolf Books Indonesia akan menyiapkan 35.000 judul baru baik buku lokal maupun internasional. Termasuk di setiap judulnya ada ratusan eksemplar yang bisa dibaca hingga dibeli pecinta buku.
“Silakan datang, baca baru membeli. Silakan menikmati buku di sini. Ada diskon 50 sampai 90 persen. Bukunya ada dari Amerika, Malaysia. Komplet semua genre buku ada,” ujar Uli.
“Selain menghadirkan buku-buku internasional, Big Bad Wolf Books online juga menyuguhkan buku-buku lokal dari lebih 25 penerbit Indonesia,” lanjutnya.
Terdapat misi yang lebih jauh dari bazar buku ini, yaitu untuk menekan angka kekerasan dengan menjunjung tinggi etika dalam media sosial khususnya di negara demokrasi.
“Kegiatan membaca adalah kegiatan positif yang bisa dilakukan di mana pun dan waktu kapan pun, terbukti pada masa pandemik kegiatan membaca terus berlangsung giat. Masyarakat yang mempunyai budaya membaca tinggi, akan menjadi suatu negara yang maju dan juga memiliki angka kekerasan yang rendah,” jelasnya.
Write by: Nadia Ayu | Editor: Febri