BANDUNG — Debat calon presiden (capres) kelima telah digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada Minggu malam (4/2/2024).
Tiga capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo adu gagasan dalam debat terakhir pemilihan presiden 2024 yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini.
Tema debat pamungkas ini yakni Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Berikut infobandungkota.com memuat paparan gagasan dari tiga capres dalam debat kelima:
Anies Baswedan
“Persoalan terbesar bangsa kita hari ini, Republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ke-tidak adilan. Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa dan luar Jawa, kaya – miskin, desa – kota, pendidikan umum – pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis, ini semua adalah ketimpangan yang hari ini yang menjadi fenomena membahayakan di negeri ini. Kami akan membawa gagasan pendiri republik untuk kembali mewarnai republik ini.
Apa masalah hari ini?
– 45 juta orang belum bekerja dengan layak
– Lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial
– Bicara pendidikan; jauh dari kota, terpencil, masa depan jadi suram. Kemampuan tinggi tapi kesempatan tidak ada
– kesehatan mental, kekerasan seksual lebih dari 15 juta orang jadi korbanIni menjadi problem-problemyang tidak menjadi perhatian segelintir elit.
Apa yang ingin kita capai?
– kita akan memastikan hidup sehat, dan bila sakit ada pertolongan cepat
– Tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau
– keluarga sejahtera karena upahnya layak
– bila membutuhkan, diberikan bansos (bantuan sosial) sesuai kebutuhannya. Bansos plus. Bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi.
– warga negara yang bangga dengan negaranya karena dijaga budayanya dan etikanya dijaga tinggi.Kita menginginkan persatuan karena ditopang dengan rasa keadilan. persatuan itu tidak mungkin terjadi dalam pertimbangan. Persatuan membutuhkan rasa keadilan. Karena itu misi kami tegas, mewujudkan bangsa yang sehat, cerdas, sejahtera, berbudaya dan bersatu.”
Prabowo Subianto
“Prabowo-Gibran memiliki rencana besar yang diberi nama ‘Strategi Transformasi Bangsa’. Inti dari strategi ini tentunya adalah meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia, dan terutama memperbaiki kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia. Salah satu proyek strategis kita intinya adalah memberi makanan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia, termasuk yang masih di dalam kandungan ibunya, dan selama sekolah (dari usia dini sampai dewasa).
Ini akan mengatasi angka kematian ibu waktu lahir. Ini akan mengatasi kurang gizi anak atau stunting. Ini akan menghilangkan kematian extreme. Ini akan menyerap semua hasil panen para petani dan nelayan. Ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita, minimal 1,5 – 2%.
Dengan demikian, kita mengatasi masalah masalah fundamental dalam memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia menuju kepada menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia.
Di bidang kesehatan, kami akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten dan kota, dan puskesmas modern di setiap desa di seluruh Indonesia. Kami akan segera mempercepat mengatasi kekurangan dokter di Indonesia, kita kekurangan sekitar 140 ribu dokter dan itu akan segera kita atasi dengan cara kita akan menambah Fakultas kedokteran di Indonesia, dari yang sekarang ada 92 kita akan membangun 300 Fakultas Kedokteran. Kita juga akan mengirim 10.000 anak-anak pintar dari lulusan SMA kita akan beri beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran. Dan 10.000 lagi untuk belajar Science, Technology, Enginering, Matematik, Biologi, Kimia, dan Fisika. Itu kita akan rebut teknologi dan science.
Kita (Prabowo-Gibran) akan membangun 3 juta rumah, untuk mereka yang belum punya rumah. Satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, dan satu juta di perkotaan.
Kita yakin bahwa pendidikan strategis, kita harus memperbaiki gaji guru termasuk gaji honorer, meningkatkan kompetensi guru. Kita harus memberi pelatihan-pelatihan dan penataran-penataran. Dan juga seluruh penyelenggaraan negara seperti ASN, TNI-Polri, penyuluh-penyuluh pertanian dimana-mana harus kita perbaiki gajinya, sehingga kualitas hidup mereka akan baik. Sehingga mereka bisa memberi pelayanan kepada rakyat dengan sebaik-baiknya.
Kita tidak hanya sekedar mau pembangunan, tapi kita mau transformasi bangsa kita. Di atas landasan ekonomi yang sudah dibangun oleh Presiden Joko Widodo dan presiden-presiden sebelumnya. Kami yakin akan mencapai itu dan kami akan mencapai Indonesia Emas 2045.”
Ganjar Pranowo
“Membangun Indonesia yang beradab kita mulai dari tiga bagian.
Kita punya kepribadian dalam kebudayaan dan itu mesti masuk ke dalam jiwa insan Indonesia. Dan tentu saja kesehatan menjadi yang pertama.
Preventif adalah sesuatu yang paling bagus. olahraga, makan sehat, dan itu akan membantu kesehatan kita akan jauh lebih baik. Dan tentu saja akses kesehatan yang diperlukan di setiap desa. Kenapa Ganjar-Mahfud membuat satu desa, satu faskes, satu nakes? Karena kami ingin mereka mendapatkan yang terbaik. Dan kemudian ibu, anak, lansia, disabilitas, masyarakat adat akan mendapatkan peran yang sama di layanan-layanan kesehatan. Di mana di daerah-daerah terisolir, membutuhkan akses dengan sangat bagus. Jika itu semua sudah baik, maka pendidikan dan kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama.
Akses pendidikan yang baik, lebih inklusi, kemudian kurikulum yang mantap, dan tentu saja fasilitas yang diberikan harus bisa memberikan akses terbaik untuk anak didik kita. Termasuk nasib guru dan dosen. Kemudian kalo ini bisa berjalan dengan baik, mereka akan bekerja dan keterampilan yang didapatkan melalui pendidikan yang baik, ini akan mendorong atau bisa merespons lapangan kerja yang sangat terbuka dan upah buruh yang baik.
Kemarin kawan-kawan buruh ingin bertemu saya, minta tolong segera review undang-undang cipta kerja. Karena ini yang perlu mendapatkan keseimbangan dengan nasib buruh.
Tentu saja pembangunan ini harus berorientasi kepada SDM atau manusia. Budi pekerti yang baik, sopan, toleran, sehingga mereka bisa menjadi manusia lengkap. Ini bisa berjalan dengan cepat kalau digitalisasi kita lakukan, infrastruktur teknologi informasinya baik, kemudian tersebar, internetnya bisa cepat, dan mereka akan bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri.
Tentu saja dalam politik kali ini. Demokrasinya harus lebih baik, demokratisasi berjalan baik, kemudian contoh dan teladan pemimpin yang juga baik, dan tidak ada konflik kepentingan seperti Pak Mahfud contohkan, dia mundur agar ini membangun integritas yang baik.”