BANDUNG — Meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kota Bandung sejak awal 2025 menjadi perhatian serius Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Ia menyatakan, Pemkot Bandung tengah menyiapkan langkah cepat untuk membantu warga yang terdampak, khususnya para pekerja harian.
“Dari Februari sampai April, terutama selama bulan puasa, banyak hotel yang melakukan efisiensi dan tidak memperpanjang kontrak pekerja harian,” ungkap Farhan.
Ia memperkirakan, tambahan korban PHK di sektor pariwisata dan perhotelan mencapai 2.000 hingga 3.000 orang.
Merespons hal ini, Farhan akan menggelar rapat khusus bersama Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) untuk merancang program padat karya yang dapat langsung menyerap tenaga kerja.
“Minimal kita bisa lakukan sesuatu dulu,” ujarnya.
Menurut Farhan, padat karya adalah solusi jangka pendek yang realistis untuk segera memberi penghasilan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan.
Selain itu, Pemkot juga akan memetakan sektor industri lain yang terdampak agar bantuan lebih merata.
“Kami akan cari formula terbaik agar warga tetap bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya,” katanya.
Farhan menegaskan, tanggap darurat atas PHK bukan hanya tugas pemerintah. Dunia usaha juga diminta turut berperan aktif.
Kolaborasi antara Pemkot dan pelaku industri menjadi kunci untuk menghindari krisis sosial yang lebih besar.
“Bandung butuh solidaritas ekonomi. Kita harus saling bantu dan ciptakan peluang kerja baru,” tutur Farhan.
Ia menekankan bahwa program penanganan PHK tidak boleh berhenti pada bantuan sesaat. Harus ada arah yang jelas menuju pelatihan keterampilan dan pemberdayaan agar warga bisa kembali mandiri secara ekonomi.