BANDUNG – SMAN 22 Kota Bandung menjadi salah satu sekolah yang melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Namun di hari pertama masa uji coba PTM pada Senin (7/6/2021) kemarin, SMAN 22 Bandung hanya dihadiri oleh satu orang siswa.
Kepala Sekolah SMAN 22 Bandung, Hadili nengungkapkan bahwa uji coba PTM di sekolahnya itu diterapkan untuk siswa kelas 10.
Hadili menyampaikan, sebenarnya ada 100 siswa yang menyetujui untuk ikut PTM itu setelah mengisi daftar hadir, tetapi pada hari pertama uji coba ini hanya satu siswa yang hadir di sekolah.
“Dari 100 siswa yang menyetujui (PTM), yang datang cuma satu orang,” ungkap Hadili dilansir dari laman Medcom, Selasa (7/6/2021).
Ia mengatakan bahwa keraguan para orang tua atau wali siswa menjadi faktor adanya fenomena tersebut. Kendati demikian, proses pembelajaran tatap muka terhadap satu orang siswa itu tetap berlangsung.
Kendati demikian, Kepsek SMAN 22 Bandung ini tetap bangga dengan seorang muridnya itu yang mengikuti PTM. Ia pun berharap pada hari berikutnya uji coba PTM Terbatas itu dapat dihadiri lebih banyak siswa.
“Ini contoh satu orang yang sudah betul-betul luar biasa, saya kasih reward, mungkin besok bertambah,” harapnya.
Untuk itu, Hadili berencana mengundang para orang tua atau wali siswa untuk mengikuti rapat secara daring guna menghilangkan keraguan untuk mengikuti uji coba PTM ini. Dengan demikian, para siswa bisa diizinkan untuk mengikuti PTM terbatas.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan bahwa para siswa yang hadir hanya siswa yang diizinkan oleh orang tua atau pun wali murid.
Sehingga tidak ada unsur paksaan kepada para siswa untuk mengikuti pembelajaran secara luring di sekolah.
“Jadi tadi di kelas tujuh yang jumlahnya 21 yang hadir hanya tiga, yang 18 ini ternyata belum mengizinkan, nah itu yang saya senang, bahwa di sini tidak ada unsur paksaan,” kata Ema setelah meninjau uji coba PTM di SD-SMP Santo Yusup, Kota Bandung.
Editor: Novirahmaya