BANDUNG — Warga Kota Bandung didorong untuk lebih siap menghadapi potensi bencana dengan penguatan mitigasi di tingkat RW. Hal ini mengemuka dalam kegiatan Siskamling Siaga Bencana di Kantor Kelurahan Garuda, Selasa (23/9/2025).
Lurah Garuda, Sandra Devi Abri Viana, menyebut wilayah Garuda dengan luas 44 hektar dan penduduk lebih dari 10 ribu jiwa memiliki berbagai potensi bencana.
“Di antaranya pohon tumbang di jalan protokol, banjir genangan, kebakaran di pemukiman padat, serta kecelakaan lalu lintas di Jalan Elang Raya dan Rajawali Barat. Maret lalu, banjir bahkan merendam kantor kelurahan,” ungkap Sandra.
Untuk mencegah hal serupa, warga mengusulkan sejumlah langkah mitigasi. Mulai dari perbaikan dan pelebaran drainase, pembuatan sumur resapan, pengadaan alat pemadam api, hingga pembentukan tim tanggap bencana di tingkat RW. Pemangkasan pohon besar yang menutupi penerangan jalan umum juga dinilai mendesak.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan penanganan bencana tidak bisa dilakukan setengah-setengah.
“Kita butuh koordinasi lintas dinas agar drainase diperbaiki, sumur resapan ditambah, dan pohon-pohon besar segera dipangkas. Ini semua bagian dari upaya mengurangi risiko bencana di perkotaan,” jelasnya.
Farhan juga menekankan pentingnya peran warga melalui forum siskamling.
“Pembentukan tim tanggap bencana di RW penting agar warga lebih sigap saat terjadi musibah. Dengan partisipasi masyarakat, penanganan bisa lebih cepat,” katanya.
Selain banjir, ia menyoroti potensi kebakaran di pemukiman padat.
“Alat pemadam ini bukan sekadar simbol, tapi harus dipastikan tersedia dan bisa digunakan kapan saja,” ucapnya.
Lebih lanjut, Farhan menyebut kesiapsiagaan merupakan tanggung jawab bersama.
“Siskamling bukan hanya menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga menjaga keselamatan warga dari ancaman bencana,” tegasnya.