BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mensosialisasikan kurikulum darurat, mengingat pada masa pandemi Covid-19 ini sebagian besar sekolahan di Jabar masih memberlakukan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
“Minggu ini kita sudah melakukan sosialisasi kurikulum darurat,” ujar Kadisdik Jabar, Dedi Supandi di Gedung DPRD Jabar, Jumat (11/12/2020).
Menurut Dedi, Disdik Jabar nantinya bakal menganut kurikulum sistem pendidikan nasional yang disederhanakan. Kemudian diharapkan tidak akan ada lagi siswa yang jenuh dalam menghadapi PJJ di masa pandemi.
“Berdasarkan survei yang dilakukan, untuk mengatasi kejenuhan anak-anak itu, perlu ada agenda atau kegiatan yang sifatnya kolaboratif,” ujar Dedi.
Termasuk juga, tambah Dedi, kegiatan mata pelajaran (mapel) yang sifatnya tematik.
“Jadi lima mapel digabung jadi satu,” jelasnya.
Dedi juga memastikan terkait belajar tatap muka, persiapan yang dilakukan Disdik Jabar sudah maksimal.
“Bahkan, persiapan pembelajaran tatap muka ini sudah kami lakukan sejak lama, seperti protokol kesehatan dan lain-lainnya,” kata Dedi.
Lebih lanjut Dedy mengatakan, bahwa pihak sekolah pun sudah mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan.
“Mereka sudah tahu harus menyiapkan satuan tugas Satgas, tempat cuci tangan dan hand sanitizer serta masker. Bukan lagi hal yang harus disosialisasikan,” cetusnya.
Namun, syarat utama pembukaan sekolah pada Januari 2020, kadisdik Jabar itu itu menegaskan bahwa tetap kepala daerah yang menentukan.
“Jadi, jika kepala daerah di wilayah sekolah bersangkutan belum memberikan izin, satuan pendidikan tersebut belum dapat melaksanakan kan belajar and tatap muka,” jelas Dedi.