BANDUNG – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyampaikan rekomendasi empat pilar digitalisasi kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan efektivitas tata kelola negara.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Menurut Luhut, digitalisasi merupakan elemen penting dalam mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.
Empat Pilar Digitalisasi
Pilar pertama adalah optimalisasi penerimaan negara. Sistem Core Tax dan SIMBARA diimplementasikan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak serta penerimaan sektor mineral dan batu bara.
“Pilar kedua adalah efisiensi belanja negara melalui digitalisasi sistem e-catalogue versi 6.0 yang memastikan proses pengadaan barang dan jasa menjadi lebih transparan dan efisien,” jelas Luhut.
Pilar ketiga berfokus pada kemudahan pelayanan publik, seperti digitalisasi administrasi kependudukan, SIM, paspor, layanan pendidikan, dan kesehatan.
Sistem ini dirancang untuk mempermudah masyarakat mengakses layanan tanpa birokrasi berlebih. Sebagai contoh, integrasi data berbasis teknologi blockchain memungkinkan proses yang lebih cepat dan transparan, termasuk dalam pengurusan impor barang.
“Kalau datanya akurat, sistem otomatis memberikan izin. Tapi kalau tidak valid, prosesnya diblokir dan akan diperiksa lebih lanjut. Bahkan perusahaan yang melanggar bisa diblokir sehingga operasionalnya terhenti,” ungkap Luhut seperti dilansir dari laman Liputan6.com.
Ia menambahkan, penerapan teknologi ini akan memaksa kepatuhan masyarakat terhadap kewajiban seperti pajak dan royalti.
“Kamu ngurus paspormu tidak bisa karena kamu belum bayar pajak. Kalau lebih jauh lagi, memperbarui izin usaha juga akan terhambat kalau kewajibanmu belum terpenuhi,” tegasnya.
Pilar terakhir adalah kemudahan berusaha dengan penyempurnaan sistem Online Single Submission (OSS).
Sistem ini ditujukan untuk mempercepat proses perizinan usaha dan menarik lebih banyak investasi.
“Sistem OSS yang lebih terintegrasi ini akan mendorong pertumbuhan UKM sekaligus menarik investasi langsung. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan big data akan mendukung transparansi dan akuntabilitas di masyarakat,” tutur Luhut.
Ia optimistis teknologi ini akan membawa perubahan besar bagi Indonesia. “AI dan big data yang sedang dibangun ini akan menjadikan Indonesia lebih transparan dan modern ke depannya,” pungkasnya.
Dengan digitalisasi, DEN berharap Indonesia mampu bersaing secara global dan menciptakan tata kelola negara yang lebih efektif serta ramah investasi.