BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung melakukan audit terhadap trotoar di kawasan Tegallega pada Selasa, 21 Januari 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen mewujudkan fasilitas umum yang ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.
Audit tersebut melibatkan sejumlah komunitas guna memberikan masukan untuk perbaikan fasilitas publik.
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan bahwa pembangunan kota harus memprioritaskan kebutuhan manusia, terutama pejalan kaki.
“Kami memastikan fasilitas umum memenuhi kriteria bagi disabilitas dan lansia. Masukan dari komunitas sangat berharga untuk memperbaiki fasilitas publik agar lebih inklusif,” ujar Koswara.
Ia menambahkan bahwa beberapa trotoar, seperti di Jalan Lodaya dan Jalan Ahmad Yani, akan menjadi prioritas peningkatan kenyamanan.
Koswara juga menekankan pentingnya mengedepankan pejalan kaki dibandingkan kendaraan pribadi.
“Jika ada benturan antara kebutuhan manusia dan kendaraan, pejalan kaki harus diutamakan. Kota yang memprioritaskan manusia akan menjadi kota yang layak huni,” jelasnya.
Masukan Komunitas Jadi Panduan Perbaikan
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan bahwa masukan dari komunitas sangat membantu dalam evaluasi.
“Komunitas lansia meminta penambahan bangku setiap 50 meter di trotoar Tegallega karena jaraknya masih terlalu jauh. Sedangkan komunitas tuna rungu menginginkan lebih banyak guide-line visual sebagai penunjuk arah. Semua ini kami catat untuk perbaikan,” kata Didi.
Aden, perwakilan komunitas disabilitas, mengapresiasi keterlibatan mereka dalam proses audit fasilitas publik.
“Kami berharap fasilitas seperti terminal, stasiun, taman, serta toilet umum lebih ramah disabilitas. Hal ini sangat penting untuk kenyamanan kami,” ujar Aden.
Sansan dari komunitas Indonesia Ramah Lansia Jawa Barat juga menyampaikan harapannya agar trotoar yang nyaman menjadi prioritas pembangunan.
“Ketika Bandung ramah lansia, kota ini juga akan ramah bagi semua orang. Trotoar yang rapi dan nyaman untuk berjalan atau menyeberang harus menjadi perhatian,” ungkap Sansan.
Dengan audit ini, Pemkot Bandung berharap dapat membangun kota yang lebih inklusif dan nyaman bagi seluruh warganya, terutama kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.