BANDUNG – Salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Bandung harus menghentikan aktivitas. pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas
Hal itu dikarenakan kasus Covid-19 yang menimpa siswa dan guru diatas 5 persen.
Hanya saja Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, tidak menyebut secara rinci sekolah dasar yang dimaksud.
“Kalau saya nggak salah ada satu sekolah yang memang dia di atas 5 persen harus tutup sekolah tapi yang rata-rata lainnya di bawah 1 persen,” kata Yana di Bandung, Kamis (21/10/2021).
Hasil tersebut diperoleh dari kegiatan tes PCR yang dilakukan kepada siswa dan guru yang mengikuti PTM terbatas sejak Jumat lalu. Total sementara terdapat 14 siswa dan guru yang terpapar Covid-19.
Wakil Wali Kota Bandung itu pun meminta agar Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan evaluasi terkait pelaksanaan PTM terbatas, termasuk memastikan penyebaran virus tersebut dari mana.
Yana mengklaim penerapan protokol kesehatan di sekolah sudah berjalan dengan baik dan ketat.
“Kalau evaluasi ini kan yang saya minta tadi ke teman-teman disdik proses tadi dari rumah kan mungkin saja di angkutan umumnya di perjalanannya di mana tapi di sekolahnya saya yakin Insya Allah prokesnya baik,” ucapnya.
Sekitar 10 persen siswa dan guru dari total 2.000 lebih sekolah berbagai jenjang dilakukan tes PCR. Kebijakan itu untuk memastikan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka aman bagi siswa dan guru.
“Kalau hasilnya di satu lokus di bawah 1 persen itu hanya ditracing kelasnya tapi kalau hasilnya 1 sampai 5 persen itu di tracing satu sekolahnya tapi kalau hasilnya di atas 5 persen sekolah itu saja yang ditutup,” jelasnya.
Di sisi lain, Yana Mulyana menyoroti aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di sekolah dasar yang berpotensi menyebabkan kerumunan. Ia pun telah meminta Satpol PP Kota Bandung untuk menertibkan hal tersebut.
“Saya lihat di SD di luar itu ada PKL pedagang-pedagang makanan dan berkerumun juga gitu potensi itu yang mungkin tapi saya udah tugaskan ke dinas pendidikan satpol PP juga tertibin lah,” pungkasnya.