BANDUNG – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unikom, Archy angkat bicara terkait pemblokiran akun resmi kampus Universitas Komputer Indonesia (Unikom) terhadap sejumlah mahasiswanya.
Ketua BEM itu menyayangkan adanya pemblokiran sejumlah akun mahasiswa yang melayangkan kritik di kolom komentar akun resmi kampus.
Tak sedikit akun mahasiswa yang menuntut transparansi dana wisuda online yang cukup mahal.
BEM menyesalkan pihak kampus yang justru malah menyumbat suara dari para mahasiswa tersebut.
“Akun (yang diblokir) tersebut adalah wisudawan unikom yang menyampaikan aspirasi, baik membuat story di Instagram maupun membuat komentar di akun resmi Unikom. Mereka mempertanyakan terkait transparansi (dana wisuda),” kata Archy, dilansir dari laman Suara Jabar, Senin (5/10/2020).
Saya sangat menyesalkan tindakan kampus yang sewenang-wenang. Kami di Unikom juga bayar, lalu apa yang dipertanyakan oleh rekan-rekan itu sangat rasional. Mereka telah membayar kewajiban, lalu menanyakan terkait uang wisuda dipakai ke mana? Namun, respon dari kampus tidak bisa menjawab, malah melakukan pemblokiran,” cetusnya.
Menurut Archy, BEM Unikom telah menyebar kuisioner ke sekitar 1.500 wisudawan. Sejumlah pertanyan dalam wisuda tersebut di antaranya terkait, “Apakah biaya wisuda dirasa perlu dikeluarkan oleh pihak kampus?”.
Hasilnya, sebanyak 80 persen lebih, wisudawan menuntut transparansi anggaran tersebut.