BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung terus berupaya mencari solusi cepat untuk mengatasi krisis sampah yang tengah melanda.
Salah satu langkah konkret yang sedang ditempuh adalah menambah jumlah insinerator ramah lingkungan di beberapa wilayah kota.
Langkah ini diambil setelah kuota pembuangan sampah ke TPA Sarimukti kembali dibatasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang membuat volume sampah di Kota Bandung menumpuk.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung, Salman Faruq, menjelaskan bahwa penggunaan teknologi insinerator dianggap bisa membantu mengurangi timbunan sampah, asalkan tetap memenuhi standar lingkungan.
“Insinerator yang ramah lingkungan jadi solusi yang cukup signifikan untuk kondisi saat ini,” ujar Salman, Jumat (10/10/2025).
Ia menambahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah mengeluarkan surat edaran terkait penggunaan teknologi termal, termasuk aturan mengenai baku mutu emisi sesuai Permen LH Nomor 70 Tahun 2016.
“Jadi penggunaannya harus sesuai ketentuan pusat. Harapan kami, aturan ini bisa jadi dasar agar daerah seperti Bandung tetap bisa menggunakan teknologi termal untuk mengurangi tekanan ke TPA Sarimukti,” jelas Salman.
Saat ini, di Kota Bandung sudah ada sekitar 6–7 insinerator aktif, tersebar di beberapa lokasi seperti Bandung Kulon, TPS Patrakomala, dan Babakan Sari.
Kapasitas tiap insinerator berbeda-beda, tergantung sistem pengelolaannya ada yang dikelola langsung oleh pemerintah, ada juga yang bekerja sama dengan pihak swasta.
“Setiap lokasi punya kapasitas berbeda. Skemanya pun ada yang dikerjakan oleh pemerintah dan ada juga yang lewat kerja sama dengan investor,” katanya.
Tahun 2025 ini, Pemkot Bandung akan menambah enam unit insinerator baru melalui anggaran kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Beberapa lokasi yang diajukan antara lain Kecamatan Sukasari, Mandalajati, dan Rancasari.
“Kami pastikan mesin-mesin baru nanti sesuai baku mutu yang ditetapkan Kementerian LH, supaya tidak mencemari udara atau lingkungan sekitar,” ungkap Salman.
Setiap insinerator ditargetkan mampu mengolah hingga 10 ton sampah per hari, dan menjadi bagian dari strategi percepatan pengurangan sampah di wilayah perkotaan.
“Targetnya, tiap unit bisa mengolah 10 ton per hari. Ada enam kecamatan yang sudah ajukan permohonan pemasangan tahun ini,” tutupnya.