BANDUNG – Debat kandidat wali kota Bandung kali ini mengangkat berbagai persoalan krusial kota, seperti kemacetan, pengelolaan sampah, korupsi, dan tata ruang hijau yang mendesak untuk diperhatikan.
Empat pasangan calon, yakni Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya (nomor urut 1), Haru Suandharu dan Ridwan Dhani Wirianata (nomor urut 2), Muhammad Farhan dan Erwin (nomor urut 3), serta Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Masoem (nomor urut 4), memaparkan program dan solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi permasalahan ini di Sudirman Grand Ballroom pada, Rabu (30/10/2024).
1. Muhammad Farhan dan Erwin (Nomor Urut 3): Kemacetan dan Tata Ruang Hijau
Menghadapi kemacetan yang semakin parah, terutama di kawasan Cibiru, Kopo, dan Pasteur pada jam-jam sibuk, Farhan mengusulkan peningkatan penggunaan transportasi umum di Bandung, yang saat ini hanya dimanfaatkan oleh 16% warga.
Mereka menargetkan peningkatan pengguna transportasi umum hingga 20% dan menyarankan inovasi parkir vertikal dengan kemitraan swasta untuk mengurangi lahan parkir yang menyempit.
Di 100 hari pertama, Farhan juga merencanakan implementasi pembayaran elektronik pada angkutan umum demi terciptanya Bandung yang lebih bebas macet.
Selain itu, Farhan menyoroti ruang terbuka hijau, yang saat ini hanya 12% dari total ruang kota Bandung, jauh dari target 30%.
Solusinya adalah memberikan insentif kepada pengembang yang memprioritaskan area hijau, mengajak warga menanam pohon, dan memperbaiki penataan permukiman kumuh di area seluas 312 hektar.
2. Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Masoem (Nomor Urut 4): Penanganan Sampah
Dalam penanganan sampah, Arfi dan Yena menekankan pentingnya edukasi dan penegakan aturan untuk mencapai Bandung yang zero waste.
Mereka mengusulkan agar edukasi dimulai sejak dini di sekolah-sekolah dan dikampanyekan secara masif melalui media publik.
Arfi berjanji untuk menerapkan perda yang sudah ada terkait pengelolaan sampah serta memberikan apresiasi bagi warga yang aktif dalam memilah dan mengelola sampah.
Mereka juga akan memperkuat sistem pengelolaan sampah di tingkat hulu dan hilir serta memberikan insentif bagi petugas kebersihan agar kesejahteraan mereka meningkat.
3. Dandan Riza Wardana dan Arif Wijaya (Nomor Urut 1): Infrastruktur Tol dan Transportasi Terintegrasi
Dandan menyampaikan rencananya untuk mengakselerasi pembangunan tol dalam kota sepanjang 27,3 km, yang dijadwalkan mulai pada 2025.
Mereka mengusulkan program Bandung Link, yaitu moda transportasi terintegrasi yang nyaman dan eksklusif dengan sistem pembayaran serba satu kartu untuk memudahkan akses warga dalam beraktivitas di kota.
Dandan menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam mewujudkan proyek ini, sehingga Bandung memiliki transportasi yang aman dan nyaman.
4. Haru Suandharu dan Ridwan Dhani Wirianata (Nomor Urut 2): Reformasi Birokrasi dan Kolaborasi Seni-Budaya
Sebagai kota yang identik dengan seni dan budaya, Haru dan Ridwan memiliki visi reformasi birokrasi yang mendukung pelaku seni dan budaya di Bandung.
Mereka menargetkan pendekatan collaborative government dengan para seniman dan komunitas budaya untuk mendukung kemudahan berkarya, mulai dari izin produksi film hingga penyediaan fasilitas publik seperti bioskop rakyat.
Kolaborasi ini penting agar karya seni dapat dinikmati oleh warga dan menjadi identitas kuat bagi Bandung, ungkap Haru.
Kesimpulan Debat
Masing-masing pasangan calon memiliki program unik untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi Bandung, dari kemacetan hingga reformasi birokrasi.
Warga Bandung menantikan hasil pemilu ini dengan harapan pemimpin baru akan membawa perubahan yang positif dan mengatasi permasalahan yang sudah lama menjadi keluhan publik.