BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengembangkan konsep kota cerdas (smart city) dengan berbagai inovasi demi menghadirkan tata kelola kota berbasis digital yang serba cepat, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.
Terdapat 6 dimensi Smart City, yaitu Smart Environment, Smart Economy, Smart Branding, Smart Governance, Smart Society, dan Smart Living.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana mengatakan, berbagai inovasi yang ada di Kota Bandung telah mampu menunjang kebutuhan masyarakat juga sistem pemerintahan yang cerdas dan terintegrasi.
“Pemerintah yang cepat tanggap, pelayanan yang transparan juga waktu begitu efisien. Penerapan ini tidak lepas dari teknologi, karena membantu sekali,” ujarnya.
Untuk mendukung implementasi Bandung Smart City Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) telah menyebarkan internet gratis sampai tingkat rukun warga (RW).
Layanan ini dipasang di sejumlah balai RW, masjid besar kecamatan serta di taman-taman yang tersebar di Kota Bandung.
Pemerintah Kota Bandung juga mendorong penggunaan tanda tangan digital bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ataupun kewilayahan agar proses penandatanganan untuk keperluan surat ataupun pengadministrasian lebih efektif dan efisien.
Selain itu penggunaan aplikasi dalam memberikan layanan juga dilakukan dengan memaksimalkan pelayanan. Beberapa jenis pelayanan tersebut antara lain layanan kependudukan, perizinan, dan perpajakan.
Dalam mewujudkan smart government dengan pemerintahan yang mampu meningkatkan prinsip transparansi dan akuntabel serta bebas dari praktik KKN.
Upaya lainnya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung yakni menyediakan suatu platform yang dinamakan ”Sadayana”, semua aplikasi ada di sana dan memudahkan masyarakat.
Dengan akses informasi yang luas telah meningkatkan peluang masyarakat dalam meningkatkan aktivitas perekonomian dengan biaya operasional yang lebih murah.
Melalui penerapan smart economy, Kota Bandung telah memperoleh penghargaan salah satunya dalam Indonesia Digital Economy Award kategori kota pada tahun 2016.
Dalam penerapan smart living, Pemkot Bandung telah menerapan GPS (Gerakan Pungut Sampah) dan Bebersih Bandung guna mewujudkan terciptanya lingkungan yang bersih, indah, dan nyaman.
Yayan mengatakan, hadir pula inovasi seperti Buruan SAE yang memanfaatkan lahan kosong di rumah bahkan di perkantoran untuk dijadikan lahan kebutuhan pokok sehari-hari.
Tak hanya itu, Kang Pisman (Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan) menjadi program unggulan yang semua masyarakat mampu menerapkannya. Salah satu dengan memilah sampah mulai dari sumbernya.
“Kita terus gencarkan ketahan pangan. Bahwa Bandung ini kota jasa asupan pangan dari daerah sekitarnya, sehingga harus berupaya untuk memaksimalkan kebutuhan di lingkungan masing-masing agar memiliki nilai ekonomis,” tuturnya.
Masyarakat Kota Bandung ikut berperan aktif dalam membangun Kota Bandung mulai dari perencanaan kota melalui musrembang elektronik, pengaduan dan aspirasi masyarakat melalui Lapor!.
“Kota Bandung membuka seluas-luasnya peluang kolaborasi dan berbagi aplikasi. Karena tidak semua harus kita bangun, namun bisa dibangun bersama,” ungkapnya.
“Semoga upaya ini bisa menjadi modal kuat untuk memecahkan berbagai masalah kota dengan solusi yang inovatif, terintegrasi serta berkelanjutan dan memantapkan Bandung sebagai world class city,” imbuhnya.
Diganjar Berbagai Penghargaan
Berbagai program dan inovasi yang telah dilakukan Pemkot Bandung untuk membangun Bandung Smart City, Kota Bandung berhasil meraih indeks smart city tertinggi di Indonesia pada 2021 dengan angka 3,71.
Angka ini terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan berbagai inovasi di bidang aplikasi dan layanan berbasis digital.
Kota Bandung tampil sebagai kota terbaik dari 100 Smart City di Indonesia. Hasil ini didapat berdasarkan hasil evaluasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI). Dari 100 smart city, Kota Bandung meraih skor akhir 3,71 dengan tingkat improvement 0,37.
Tahun 2022 ini pula, Pemkot Bandung menerima penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai Terbaik Kategori Smart Governance Gerakan Menuju Smart City dalam dimensi Smart City.
Yayan menyebut, penghargaan tersebut merupakan apresiasi terhadap upaya Pemkot Bandung yang telah melaksanakan tata kelola Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang terintegrasi di Kota Bandung.
Smart governance, lanjut Yayan, meliputi pengelolaan aplikasi, pengelolaan infrastruktur, pengelolaan Sumber Daya Manusia dan pengelolaan data yang terintegrasi dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Di Kota Bandung 4 hal tersebut yang kita lakukan terus menerus agar e-government-nya berjalan dengan baik dan bisa dilaksanakan dengan biaya yang murah yang mengacu pada pengelolaan SPBE,” kata Yayan.
Ia mengatakan, dengan smart governance tersebut dapat membuat layanan pemerintah kota Bandung lebih transparan.
“Kita sangat berharap ini menjadi unggulan. Dengan smart governance, Kota Bandung lebih transparan karena kita mengandalkan sistem secara online. Itu mempermudah layanan pada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Yayan, penghargaan tersebut juga merupakan hasil kerja sama dan kolaborasi pentahelix antara OPD, masyarakat, akademisi, media, perusahan dan stakeholder lainnya.
“Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi pemacu kami dalam menjalankan roda pemerintahan yang efektif dan efisien untuk memberikan pelayanan sempurna bagi masyarakat,” ungkapnya.