BANDUNG – Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) mencatat bahwa Kota Bandung menjadi daerah yang memiliki kasus HIV/AIDS tertinggi se-provinsi.
Berdasarkan data Dinkes Jabar, pada tahun 2021 sebanyak 12.358 orang terinfeksi HIV merupakan jumlah orang yang terdiagnosis dari dalam wilayah Kota Bandung dan luar Kota Bandung.
Merinci dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kasus HIV-AIDS di Kota Bandung secara kumulatif hingga akhir 2022 mencapai 2.428 orang, dan didominasi laki-laki, yakni 2.014 orang.
Mengenai fenomena ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengakui bahwa kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kota Bandung tetap menempati ranking paling tinggi di Jawa Barat untuk kasus HIV/AIDS. Saya kira itu kondisi yang bisa dimaklumi mengingat jumlah penduduk aktivitas penduduk dan lain sebagainya. Karena, faktor resiko juga Kota Bandung termasuk tinggi,” kata Anhar di Balai Kota Bandung, Rabu (7/6/2023).
Menurut Anhar, faktor tingginya surveilans atau pengecekan menjadi salah satu penyebab kasus HIV/AIDS di Kota Bandung tinggi. Kadinkes itu pun menyebut bahwa penularan HIV/AIDS di Kota Bandung masih di dominasi oleh 3 penyebab utama.
“Hampir semua faktor resiko HIV ada di Kota Bandung. Seperti penularan dari jarum suntik, perilaku seks beresiko hingga penurunan genetik dari ibu ke anak semuanya itu memang ada. Realitanya memang tinggi,” ujarnya.
Sementara jika dirinci usia pengidap HIV/AIDS, Anhar mengungkapkan bajwa rentang usia produktif paling banyak terkena.
Kontak Seks Berisiko
Anhar mengatakan bahwa kasus penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Kota Bandung melalui kontak seks berisiko.
“Pengidap HIV/AIDS di Kota Bandung masih didominasi oleh kelompok usia produktif dan ini mengkhawatirkan. Terlebih, cara penularan kasus HIV di Kota Bandung ini terbanyak melalui aktivitas seksual beresiko,” jelasnya.
Anhar menyebut bahwa kelompok usia produktif itu banyak yang HIV positif bahkan sudah menjadi AIDS, dan ini sangat disayangkan.
“Sehingga kita terus melakukan tindakan preventif khususnya pada para usia produktif yang sering melakukan aktivitas beresiko,” katanya.
Dari total kasus HIV-AIDS, kelompok usia 20 – 50 tahun masih mendominasi. Kemudian di kelompok usia 20-29 tahun, totalnya mencapai 882 kasus. Sebanyak 738 kasus merupakan laki-laki, dan seebihnya itu perempuan.
“Kemudian, kelompok umur 30-39 tahun, totalnya 804 kasus. Mayoritas laki-laki, yakni mencapai 637 kasus. Sebanyak 167 kasus HIV/AIDS di Kota Bandung merupakan perempuan,” pungkasnya.