BANDUNG – Polrestabes Bandung merilis kronologi lengkap terkait meninggalnya seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berinisial AM (21) pada Kamis, (26/12/2024), sekitar pukul 15.05 WIB di gedung Gymnasium UPI.
Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, terlebih mengingat korban dikenal sebagai sosok aktif di kampus dan organisasi kemanusiaan.
Kronologi Kejadian
Menurut hasil penyelidikan, korban terlihat di CCTV meninggalkan kosnya di Jalan Al-Friji, Isola, Sukasari, pada pukul 11.33 WIB. Ia tiba di Gymnasium sekitar pukul 11.39 WIB dan masuk gedung sendirian.
Pada pukul 12.28 WIB, korban terlihat jatuh dari lantai dua gedung Gymnasium ke lapangan basket.
Dua saksi, MF dan DN, menemukan korban tergeletak dan segera melaporkannya kepada pihak keamanan kampus.
Polisi dari Polsek Sukasari dan Polrestabes Bandung langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi-saksi, serta mengamankan rekaman CCTV.
Kapolrestabes Bandung menyatakan tidak ada orang lain di sekitar lokasi kejadian, mengindikasikan bahwa korban sendirian saat peristiwa berlangsung.
Faktor Penyebab
Sebelum kejadian, korban diketahui sempat bertemu mantan pacarnya, AV, di kosan sekitar pukul 11.00 WIB.
Berdasarkan keterangan AV, terjadi cekcok antara keduanya. Namun, AV mengaku meninggalkan kos korban sebelum korban menuju Gymnasium.
“Dari hasil penyelidikan, tidak ditemukan indikasi keterlibatan pihak lain. CCTV tidak menunjukkan adanya orang lain di Gymnasium selain korban,” ujar Kapolrestabes Bandung.
Penjelasan Medis
Dr. Lula Idefatia, spesialis forensik dari RS Bhayangkara, menjelaskan bahwa pemeriksaan jenazah korban hanya dilakukan secara eksternal karena keluarga menolak autopsi.
“Ditemukan luka memar di wajah, lecet di sisi kanan wajah, luka robek di tungkai bawah kanan, serta patah tulang tertutup di tungkai atas dan bawah kanan. Luka-luka ini sesuai dengan pola jatuh dari ketinggian, dengan sisi kanan tubuh korban yang pertama kali menghantam lantai,” ungkap Dr. Lula.
Ia juga mencatat adanya darah yang keluar dari hidung dan telinga, mengindikasikan kemungkinan patah tulang tengkorak. Namun, karena tidak dilakukan autopsi, penyebab pasti kematian tidak dapat dipastikan.
Kesimpulan Sementara
Berdasarkan hasil penyelidikan, dugaan sementara adalah korban jatuh dari lantai dua. Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah korban jatuh secara tidak sengaja atau menjatuhkan diri sendiri.
“Hingga saat ini, tidak ditemukan tanda-tanda tindak pidana. Jika tidak ada bukti baru, kasus ini dapat dinyatakan sebagai insiden,” tambah Kapolrestabes.
Kasus ini mengingatkan pentingnya kesehatan mental dan dukungan emosional bagi individu yang menghadapi tekanan. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.