BANDUNG — Warga Bandung, siap-siap! Pemerintah akan kembali menggulirkan diskon tarif listrik sebesar 50 persen mulai 5 Juni 2025.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Airlangga mengungkapkan bahwa skema diskon kali ini kemungkinan besar akan mirip dengan insentif yang pernah diberlakukan pada Januari hingga Februari 2025.
Bedanya, diskon hanya berlaku untuk pelanggan rumah tangga PLN dengan daya terpasang di bawah 1.300 VA yakni hanya untuk pelanggan daya 450 VA dan 900 VA.
“(Ketentuannya) Kayak sebelumnya ya, tapi kita turunkan di bawah 1.300 VA,” kata Airlangga seperti dilansir dari laman Kompas.com, Jumat (23/5/2025).
Diskon tarif listrik ini menjadi salah satu dari enam insentif ekonomi yang akan resmi diluncurkan pada 5 Juni mendatang.
Selain listrik, paket kebijakan ini juga mencakup diskon tiket pesawat, potongan tarif jalan tol, bantuan subsidi upah (BSU), bantuan sosial pangan, serta pengurangan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari BPJS Ketenagakerjaan.
“6 paket 5 Juni,” ucap Airlangga singkat.
Meski demikian, detail teknis soal diskon tarif listrik dan insentif lainnya masih dalam proses penyusunan.
Pemerintah tengah memfinalisasi aturan di masing-masing kementerian dan menyesuaikan kebutuhan anggarannya.
Menurut Airlangga, laporan awal sudah masuk ke Presiden dan diharapkan regulasi bisa rampung sebelum hari H.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, memastikan semua regulasi akan selesai tepat waktu.
“Keputusan sudah diambil dalam rapat koordinasi terbatas. Sekarang tinggal disusun di tiap kementerian. Ada yang perlu Peraturan Pemerintah (PP), ada yang butuh Peraturan Menteri (Permen). Tapi semua harus tuntas sebelum 5 Juni,” jelasnya.
Susi juga menambahkan bahwa insentif ini ditujukan untuk menggenjot daya beli masyarakat, terutama selama masa libur sekolah yang berdekatan dengan pencairan gaji ke-13 bagi ASN.
Pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada kuartal kedua 2025, setelah sebelumnya hanya mencapai 4,87 persen di kuartal pertama.