BANDUNG – Rencana pembangunan fly over Nurtanio yang membentang dari Jalan Nurtanio hingga Jalan Abdurahman Saleh sepanjang 550 meter akan digarap Agustus 2023. Pembangunan ditargetkan selesai pada April 2024.
Program ini merupakan program dari pemerintah pusat yang dilaksanakan di Kota Bandung untuk mendukung kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai bentuk konektivitas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, fly over ini menjadi salah satu alternatif pemecah kemacetan di Jalan Nurtanio.
“Aspek waktu sudah jelas terukur. Satu lagi fly over akan hadir untuk memecah kemacetan yang ada. Ini sudah lama dimimpikan oleh Kota Bandung,” ujar Ema saat berdiskusi bersama pihak Kementerian PUPR, Jumat 25 November 2022.
Namun, ia menekankan agar pembangunan difokuskan pada green infrastucture. Sehingga perlu ada pembenahan drainase dan penghijauan kembali bagi pohon-pohon yang terkena dampak.
“Drainase juga harus diperbaiki. Tadi dari Bappelitbang menyampaikan, tolong dibantu penataan koridor di bawahnya untuk penghijauan. Konsepnya harus infrastuktur hijau,” ungkapnya.
Dasar surat resmi dari pemerintah pusat melalui Satker ke Pemkot Bandung masih diproses sebagai syarat penentuan lokasi (penlok). Sebab tak dipungkiri jika memang dalam proses pembebasan lahan masyarakat jangan sampai dirugikan.
“Terutama bagi yang lahannya terambil oleh rencana penlok ini. Prinsipnya jangan sampai merugikan masyarakat. Pun rekayasa jalannya harus jelas saat pembangunan agar tidak mengganggu lalu lintas,” jabarnya.
Menurutnya, dengan kehadiran fly over Nurtanio ini, nilai manfaatnya akan semakin bertambah setelah rel kereta api cepat selesai dibangun.
“Karena setelah orang turun dari kereta mereka bisa langsung dipermudah lewat fly over ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satker PJM Wilayah IV Jawa Barat Kementerian PUPR, Dedi Hariadi menjelaskan, biaya yang digelontorkan pemerintah pusat untuk pembebasan dan uang ganti rugi (UGR) sebanyak Rp120 miliar.
“Hasil hitungan awal untuk pembebasan dan UGR adalah Rp120 miliar. Tapi kalau misalnya kurang, bisa kita tambah lagi,” aku Dedi.
Timnya melalui para camat dan lurah telah berkoordinasi dengan masyarakat setempat. Terdapat tiga kelurahan yang dilintasi fly over ini, yakni Kelurahan Garuda, Dunguscariang, dan Husein Sastranegara.
“Luas lahan keseluruhan 4.565 meter persegi. Fly over ini terdiri dari satu lajur dua jalur,” jelasnya.
Konstruksinya akan digarap selama 10 bulan. Tahap perencanaan penlok dimulai Desember 2022, pengerjaan maksimal hingga 31 Desember 2022.
“Supaya tahap penyediaan lahannya bisa maksimal Maret untuk kita sudah membayarkan ganti rugi atas semua. Sehingga kita bisa melakukan pelelangan di April 2023,” tuturnya.