BANDUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat resmi memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional dari 26 Januari hingga 8 Februari 2021.
Kebijakan itu seiring dengan penetapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali jilid II dari pemerintah pusat.
Ketika PSSB dijalankan satu hari di seluruh wilayah Jawa Barat, pemerintah pusat melaporkan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi.
Provinsi Jawa Barat sendiri menyumbang 3.924 kasus dari 13.094 tambahan kasus COVID-19 secara nasional pada 26 Januari 2021.
Angka tersebut merupakan tambahan kasus yang tertinggi di Jabar sejak pandemi COVID-19 merebak.
Berdasarkan laporan dari laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar), dari 3.924 kasus yang dilaporkan 1.663 di antaranya merupakan kasus aktif atau pasien tengah menjalani isolasi/perawatan.
Sementara hampir dua pertiga dari penambahan kasus di Jabar hari ini, yakni 2.248 kasus, merupakan laporan jumlah pasien yang sembuh atau selesai menjalani isolasi, dan 13 kasus lainnya merupakan laporan jumlah pasien yang meninggal karena COVID-19.
Angka tersebut menandakan rasio pasien COVID-19 yang sembuh di Jabar lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pasien aktif yang dilaporkan.
Kendati demikian, Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat, Daud Achmad menegaskan, pihaknya belum mendapatkan data rinci penyebab dari bertambahnya kasus COVID-19 hari ini.
“Saya belum dapat update data detailnya,” kata Daud saat dikonfirmasi, Selasa (26/1/2021).
Daud pun membenarkan rincian data kasus aktif dan kasus sembuh/selesai isolasi yang dimuat di laman Pikobar.
“Ya (data di Pikobar) itu valid,” ucap Daud. Ia menyebutkan, 3.924 tersebut 1.513 atau hampir sepertiga tambahan kasus tersebut merupakan data kasus lama.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya sempat menyinggung soal laporan harian kasus COVID-19 yang diumumkan pemerintah pusat. Menurutnya, masih ada data lama yang tercampur dalam pelaporan di pusat.
“Per hari ini masih bercampur apa yang diumumkan pemerintah pusat, sebagiannya kasus lama. Tapi persentase kasus lamanya sudah menurun, sementara itu Minggu lalu dua pertiga (2/3) yang dilaporkan adalah kasus lama, karena masih bercampur tapi kasus lamanya relatif, sedikit,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.