BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyarankan agar masyarakat untuk tidak menunggu-nunggu berbelanja kendaraan sepeda motor ataupun mobil pada saat pandemi Covid-19 ini.
Sebab menurut gubernur, pajak dari kendaraan tersebut akan menjadi pendapatan bagi provinsi yang saat ini kondisinya sedang menurun.
“Termasuk berita dari Kementrian Keuangan tidak jadi yang bunga 0 persen untuk DP kendaraan bermotor. Enggak usah menunggu-nunggu, beli aja mobil atau motor. Karena Pajaknya menjadi pendapatan provinsi yang sedang menurun. Jadi saya imbau yang siap beli otomotif jangan ditahan,” ucap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (26/10/2020).
Pria yang karib disapa Kang Emil itu pun mengajak agar warga yang berada di tingkat ekonomi menengah ke atas untuk membelanjakan uangnya di warung tetangga, atau membeli kebutuhan sandang dan pangan di UMKM-UMKM.
“Menengah ke atas harus rajin belanja di warung, beli baju di UMKM, segala rupa dibelanjakan. Jangan nabung dulu, ini perintah gubernur. Kalau situasi normal lagi, mesin sudah normal lagi, maka seimbangkan lagi gaya hidupnya. Ini tidak mempromosikan pemborosan, ini adalah menolong UMKM yang hampir mati, mau tutup dan PHK.” ujar Kang Emil.
Kang Emil mengklaim bahwa disaat kondisi seperti ini masyarakat harus saling membantu supaya tidak terjadi krisis ekonomi.
“Supaya tidak terjadi krisis ekonomi berkepanjangan, yang menengah atas silakan belanja,” katanya.
Secara umum menurut Kang Emil, penerima kredit di Jawa Barat berada di atas rata-rata nasional dari aspek penyerapannya. Sementara untuk warga yang gagal bayar (Non Performing Loan/NPL) berada di angka yang lebih sedikit dibandingkan nasional.
“Penerima kredit di atas rata rata nasional penyerapan kreditnya 1,04 Jabar 1,55. NPL, kalau nasional 3,22 persen kita hanya 3,17 persen. secara umum ekonomi membaik, kredit yang disalurkan oleh perbankan banyak, yang gagal bayar sedikit. Secara umum produksi dan SDM yang bekerja sudah 60 persen, setelah sempat drop di Caturwulan II,” ungkap Kang Emil.
“Indeks tabungannya masih tinggi. Kenapa perdagangan menurun, kalangan menengah ke bawah tidak mampu beli, kita beri bansos. Yang atas masih terlalu banyak menyimpan uang. Itu memberatkan perbankan yang harus membayar bunga dan lain-lain dalam jangka panjang.”
“Kalau sudah 100 persen, berarti ekonomi kita bergerak seperti sebelumnya. Oleh karena itu, saya himbau agar kelas menengah atas rajin belanja di UMKM.” bebernya.