BANDUNG — Pemantauan terhadap titik-titik rawan sampah di Kota Bandung terus dilakukan guna mempercepat penanganannya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kota Bandung dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan sampah.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa pemantauan ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan sesuai standar serta merancang regulasi yang lebih optimal.
“Ini bagian dari upaya kami dalam melakukan peninjauan lapangan. Kesan awalnya mungkin terlihat formal, tetapi sebenarnya ini akan membuka wawasan kita untuk merumuskan regulasi yang lebih tepat,” ujar Farhan.
Proses ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari pemerintah kota, akademisi, hingga masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
“Persepsi terkait pengelolaan sampah ini harus disamakan agar selaras dengan kebijakan yang diterapkan,” tambahnya.
Sejumlah lokasi dipantau dalam monitoring ini, termasuk TPST Patrakomala di Kelurahan Merdeka yang telah menerapkan konsep Kawasan Bebas Sampah (KBS). Saat ini, dari 9 RW di kelurahan tersebut, 4 RW telah mencapai status KBS.
“Kami memiliki visi untuk mewujudkan seluruh wilayah Kota Bandung sebagai KBS. Untuk itu, kami ingin memanfaatkan peran para champion atau penggerak yang telah berhasil menerapkan konsep ini untuk membantu wilayah lain yang belum mencapai KBS,” kata Farhan.
Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari audiensi Pemkot Bandung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka kolaborasi percepatan penanganan sampah.
Dalam hal ini, ITB bersama Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan masukan terkait strategi jangka pendek, menengah, dan panjang dalam pengelolaan sampah.
Beberapa lokasi yang menjadi objek monitoring di antaranya Mesin Motah Patrakomala di Kecamatan Sumur Bandung, TPST Tegalega di Kecamatan Regol, serta Mesin Motah Cigondewah di Kecamatan Bandung Kulon.
Setelah jeda salat Jumat, tim melanjutkan kunjungan ke KBS dan Maggotisasi Jamaras di Kecamatan Jatihandap, TPST di Kecamatan Gedebage, TPSS Gedebage di Jalan SOR GBLA, hingga Rumah Maggot TPS Rancabolang.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemkot Bandung telah menggulirkan berbagai program pengelolaan sampah, salah satunya adalah Mobil Pacman yang menjadi simbol dimulainya penanganan sampah Bandung Utama.
Tiga pendekatan utama yang diterapkan dalam strategi pengelolaan sampah ini meliputi penanganan, pengendalian, dan penormalan.
Selain itu, program-program yang telah berjalan seperti maggotisasi, bank sampah, dan Kang Pisman akan terus diperkuat.
Pemanfaatan teknologi pengolahan sampah seperti Wisanggeni, Motah, dan Pyrolisis juga akan semakin dioptimalkan.
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan pengelolaan sampah di Kota Bandung menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga lingkungan yang lebih bersih dan sehat dapat terwujud bagi seluruh masyarakat.