BANDUNG – Sobat Bandung, tahu kah kamu bahwa angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia menurun?
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, penurunan angka kelahiran tersebut progresif dan mencapai angka ideal 2,18 pada satu dekade terakhir.
Namun meski demikian, BKKBN menargetkan agar setiap pasangan suami-istri melahirkan paling tidak satu anak perempuan. Sebab menurut Hasto, tujuannya adalah demi regenerasi terus berjalan pada masa mendatang.
Hasto juga menyebutkan angka kelahiran ideal untuk setiap pasangan menikah adalah 2,1 anak.
“Kami punya target 1 perempuan rata-rata melahirkan 1 anak perempuan. Oleh karena itu BKKBN menargetkan (angka kelahiran) anaknya kalau bisa 2,1. Jangan hanya 2,” ujar Hasto melansir dari Kompas.com, Minggu (30/6/2024).
“Karena kalau (angka) dua lebih dikit, maka hampir dipastikan 1 perempuan akan melahirkan anak 1 perempuan,” jelasnya.
Menurutnya, penurunan itu mencapai angka ideal karena dua anak yang dilahirkan akan menggantikan orang tuanya. Terlebih, mengingat pada tahun 1970 angka kelahiran sangat tinggi yakni 5,6 sehingga satu pasangan melahirkan 6-9 anak.
“Jadi selama beberapa puluh tahun terakhir ini penurunannya sangat progresif. Dulu angka kelahiran atau total vertility rate itu 5,6 pada tahun 70. Karena waktu itu anaknya ya 6, 7, 8, 9 nah sekarang ini 2,18,” bebernya.
Lebih lanjut, Hasto memaparkan bahwa di Pulau Jawa angka kelahiran sudah menurun hingga 2,0. Sementara di sejumlah provinsi lainnya masih ada yang memiliki angka kelahiran sangat tinggi di antaranya NTT, Papua, Papua Barat, dan Maluku.
“Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89. Jadi ya pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi. Ada wilayah lain yang seperti NTT, Papua, anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa ini kan tadi rendah sekali,” jelasnya.
Adapun untuk mencegah kesenjangan angka kelahiran tersebut, BKKBN akan mendorong kebijakan sesuai dengan kebutuhan setiap daerah.