BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan Satgas COVID-19 di tingkat kabupaten/kota untuk melakukan pengetesan kepada warga yang mudik, atau ‘hilang’ saat Lebaran 1442 H kemarin.
“Fokuskan penyiapan tes antigen, maksimal PCR di level mikro. Jadi tolong instruksikan bupati/walikota kepada RT-RW melaporkan warga yang hilang, karena mudik. Warga yang hilang saat lebaran diasumsikan mudik, jadi target pengetesan swab antigen,” ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (17/5/2021).
“Jangan sampai kita kecolongan saat mereka pulang tidak didata, tidak dideteksi pulang dari kampung halaman dari Jateng, Jatim, Sumatera kemudian pada 14 hari terjadi penyebaran yang tidak kita ketahui di wilayah bapak/ibu yang menjadi sumber pemudik,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.
Ia pun meminta agar dinas kesehatan, khususnya di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya memaksimalkan pengetesan. Menurutnya, masih ada potensi orang yang mudik setelah lebaran.
“Oleh karena itu TNI Polri masih bertugas melakukan pendekatan kepada mereka yang pola tidak mudik sebelum lebaran dan saat lebaran. Tapi pola mudiknya setelah lebaran, untuk itu selama beberapa hari ke depan kita masih harus stand by,” kata Kang Emil.
Sebelumnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, terdapat 1.494 pemudik yang lolos hingga 16 Mei 2021 pukul 13.18 WIB.
Data itu didapatkan dari hasil monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan penanganan pemudik di desa dan kelurahan pada Lebaran 1442 H, dengan sampel 40 desa/kelurahan di 20 kabupaten/kota.
Kepala DPM-Desa Bambang Tirtoyuliono mengatakan, jumlah tersebut belum bisa merepresentasikan secara keseluruhan jumlah pemudik yang lolos di Jabar. Pasalnya, masih ada tujuh kabupaten/kota yang belum melaporkan data terbarunya.
“Walaupun itu data bukan representasi tapi yang bisa diinformasikan bahwa upaya antisipasi pemerintah desa dan kelurahan cukup efektif,” ujar Bambang dalam keterangan yang diterima, Senin (17/5/2021).
Bambang mengatakan, terdapat 5.899 desa dan kelurahan di Jabar. Di dalamnya terdapat 13.523 posko tingkat desa dan 2.789 posko tingkat kelurahan. Sedangkan untuk ruang karantina tersedia 4.229 unit di desa dan 619 unit di kelurahan.
Terkait pemudik yang lolos, 1.494 orang menjalani isolasi mandiri di rumah keluarganya masing-masing, sedangkan 7 orang di antaranya menggunakan fasilitas ruang karantina yang disediakan pemerintah desa/kelurahan.