BANDUNG — Sebanyak 22 jamaah umroh dari grup Cairo dilaporkan masih tertahan di Cairo, Mesir, usai mengalami keterlambatan penerbangan akibat masalah teknis pesawat Egypt Air.
Masalah bermula sejak Kamis (10/4/2025) malam saat pesawat yang seharusnya mengantar jamaah dari Madinah menuju Cairo gagal mengudara karena gangguan pada sistem pendingin udara (AC).
Anshor Auzan, salah satu jamaah umroh yang memilih pulang mandiri, membagikan kronologi yang dialaminya. Ia menyebut bahwa kegagalan penerbangan terjadi dua kali sebelum akhirnya dibatalkan oleh pilot.
Sejumlah jamaah mengaku kecewa dan merasa dirugikan oleh manajemen Dago Wisata yang dinilai lambat dalam mencari solusi alternatif.
Salah satu jamaah, Anshor Auzan, menyebut bahwa pihak travel terlalu bergantung pada maskapai Egypt Air yang kala itu mengalami gangguan teknis.
“Kami dijadwalkan terbang Kamis malam pukul 8 dari Madinah ke Cairo. Tapi AC pesawat mati, jadi kami disuruh menunggu sampai jam 5 subuh. Kami sudah naik pesawat, tapi pilot menyatakan penerbangan batal dan kami diarahkan ke hotel oleh pihak travel,” ujar Anshor saat diwawancarai, Rabu (16/4/2025).
Kondisi diperparah dengan ketidakpastian informasi dari pihak travel. Anshor menyebutkan bahwa beberapa jamaah akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia dengan membeli tiket sendiri melalui maskapai Garuda Indonesia.
Namun, keputusan pulang mandiri tak lepas dari konsekuensi. Koper milik 29 jamaah yang memilih pulang sendiri kini masih tertahan di Madinah.
Para jamaah mengaku sudah menghubungi pihak travel, namun hingga kini belum ada kepastian kapan koper akan sampai ke Indonesia.
“Koper saya sampai sekarang masih di Madinah. Isinya semua baju dan oleh-oleh. Kata pihak travel koper akan dikirim ke Bandung tanggal 20 atau 21 April, tapi itu artinya sudah 9-10 hari tertahan,” ucap Anshor.
“Kami sempat ikut rapat dengan CEO Dago Wisata, KBRI, dan pihak Garuda. Tapi tak ada keputusan jelas soal penggunaan maskapai lain. Akhirnya saya dan tiga teman membeli tiket Garuda sendiri. Sayangnya, koper kami tidak bisa ikut karena sudah masuk bagasi Egypt Air,” ujarnya.
Akibatnya, koper milik 29 jamaah yang pulang mandiri hingga kini masih tertahan di Bandara Madinah dan belum dikirim ke Indonesia.
“Semua oleh-oleh, pakaian, sampai dokumen penting ada di koper itu. Sampai sekarang masih ada di lost and found Bandara Madinah,” tambahnya.
Sementara itu, jamaah yang masih tertahan di Cairo sebagian besar merupakan ibu-ibu, bapak-bapak lansia, dan anak muda yang berangkat tanpa grup. Mereka dijanjikan akan dipulangkan pada Selasa (15/4/2025), namun hingga kini masih berada di hotel di Cairo.
“Total jamaah dari grup kami ada 176 orang. Yang sudah pulang baru 63 orang. Pihak travel masih ngotot pakai Egypt Air, padahal kami sudah usulkan untuk cari maskapai lain agar bisa lebih cepat pulang,” jelas Anshor.
Menurutnya, banyak jamaah maupun keluarga mereka kini merasa pasrah karena terbatasnya informasi dan biaya.
“Banyak yang pengen pulang mandiri, tapi nggak semua punya uang. Mereka cuma bisa ikut aturan Dago Wisata. Kalau pun beli tiket sendiri, belum tentu biaya akan diganti,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, pihak Dago Wisata melalui press release nya menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memulangkan seluruh jamaah dengan aman dan sesuai prosedur.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik demi kelancaran dan kekhusyukan ibadah jamaah umroh serta berusaha menjaga kemabrurannya. Segala bentuk kerugian waktu dan kenyamanan yang terjadi bukanlah hal yang kami harapkan, dan kami akan terus melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang,” jelas press release tersebut.
Pihak travel tetap mengupayakan Egypt Air karena sesuai kesepakatan awal dengan maskapai tersebut.
“Kami ingin menegaskan bahwa pihak Dago Wisata Internasional dan Insan Qolbu terus berkoordinasi secara intensif dengan pihak maskapai dan otoritas terkait guna menyelesaikan permasalahan ini secepat mungkin. Adapun opsi yang sebelumnya tersedia yaitu mengalihkan penerbangan menggunakan armada Egypt Air lainnya, namun pilihan tersebut tidak dapat dilakukan karena tingginya traffic penerbangan Egypt Air setidak-tidaknya s/d 12 April 2025.,” tambah isi press release tersebut.
Meski begitu, sebagian jamaah berharap agar kejadian ini menjadi bahan evaluasi.
Mereka menekankan pentingnya komunikasi yang lebih transparan dan penanganan yang lebih tanggap dari pihak travel.
“Semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini dan untuk tiket pulang mandiri segera diperjelas karena kami merasa dirugikan. Apalagi buat jamaah yang lansia atau ibu-ibu yang pergi sendiri. Kalau ibu kita sendiri diperlakukan seperti itu, kita pasti sedih banget,” tutup Anshor.